Jumat 06 May 2022 06:54 WIB

BMKG Ungkap Potensi Gelombang Sangat Tinggi di Laut

Gelombang tinggi di sejunlah daerah disebabkan oleh perubahan pola angin.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Friska Yolandha
Ombak tinggi masuk kedalam rumah setelah ombak merobohkan dinding rumah Kecamatan Batuaatas, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat (25/2/2022). BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 6 - 7 Mei 2022.
Foto: Antara/JAYA
Ombak tinggi masuk kedalam rumah setelah ombak merobohkan dinding rumah Kecamatan Batuaatas, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat (25/2/2022). BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 6 - 7 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 6 - 7 Mei 2022. Hal itu disebabkan oleh perubahan pola angin. 

BMKG menyebut pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Timur Laut - Timur dengan kecepatan angin berkisar 4 - 15 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur - Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 6 - 25 knot. 

Baca Juga

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Aceh mencapai 20 - 30 knot," tulis keterangan resmi BMKG, Kamis (5/6/2022). 

Perubahan pola angin tersebut menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2,50 meter di Selat Malaka bagian utara dan tengah, perairan timur Pulau Nias - Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Selat Sunda bagian selatan, Selat Bali - Lombok - Alas bagian utara, Selat Sape, Laut Sawu, perairan selatan Pulau Sumba, perairan Kupang - Pulau Rotte, Laut Timor, Laut Arafuru bagian timur, perairan utara Kepulauan Sermata - Letti, perairan utara Kep. Babar - Tanimbar, perairan Kepulauan Kai - Aru, perairan Merauke, perairan Yos Sudarso, Laut Banda, Laut Flores, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, perairan Kep. Sangihe - Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan Kepulauan Sitaro, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera bagian utara, dan Samudra Pasifik Utara Papua.

Sedangkan pada gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2.50 - 4.0 meter berpeluang terjadi di perairan timur Kepulauan Simeulue, perairan barat Lampung, perairan Pulau Enggano, Selat Sunda bagian barat, perairan selatan Jawa, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Samudra Hindia Barat Lampung, Samudra Hindia Selatan Jawa - NTB - NTT, Laut Arafuru bagian barat, perairan selatan Kepulauan Sermata - Letti, perairan selatan Kepulauan Babar - Tanimbar.

Untuk gelombang sangat tinggi 4 - 6 meter berpeluang terjadi di perairan utara Pulau Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Kepulauan Simeulue - Nias - Mentawai, Samudra Hindia Barat Aceh - Kepulauan Mentawai. "Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," tulis BMKG. 

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 m). 

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," tulis BMKG. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement