REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Peneliti dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengkhawatirkan keberlangsungan hidup ribuan bekantan di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Sebab, sumber pakan utamanya, yakni tumbuhan mangrove jenis perepat (Sonneratia alba) banyak yang mati.
"Dalam beberapa pekan terakhir ada ratusan pohon perepat di Teluk Balikpapan yang mengering dan kemudian mati, padahal daun pohon ini merupakan makanan utama bekantan," ujar peneliti satwa pada Balai Penerapan Standar Instrumen KLHK Samboja, Kalimantan Timur Tri Atmoko dihubungi dari Samarinda, Jumat (22/4/2022).
Matinya ratusan pohon di kawasan Somber, Teluk Balikpapan tersebut terjadi karena proses alami atau pengaruh usia. Secara alami, pohon ini akan digantikan dengan mangrove jenis lainnya, seperti avicennia dan rhizophora.
Hanya saja, menurut Tri, dua jenis mangrove ini bukan makanan pokok bagi bekantan. Ia pun mengkhawatirkan bekantan akan masuk ke perkebunan atau pemukiman warga untuk mencari makan.
Jika sudah masuk ke perkampungan atau perkebunan warga, potensi bentrok dengan warga menjadi hal yang sulit dihindarkan. Apalagi, warga ada yang menganggap bahwa bekantan adalah hama yang harus disingkirkan.