Kamis 14 Apr 2022 17:21 WIB

The Future is Now, Masa Depan Informasi di Era Web 3.0

Tommy Tjokro hadir sebagai narasumber dalam webinar BSI Digination

Chief of Content Buddyku dan MNC News Tommy Tjokro hadir sebagai narasumber dalam webinar BSI Digination.
Foto: UBSI
Chief of Content Buddyku dan MNC News Tommy Tjokro hadir sebagai narasumber dalam webinar BSI Digination.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Teknologi yang berkembang pesat menjadikan dunia saat ini berada di era web 3.0. Semuanya telah memiliki penilaian atau tolak ukur yang lebih pintar dari sisi artificial intelligence (AI). Hal ini terungkap pada Webinar BSI Digination yang digelar oleh Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) secara daring pada Senin (11/4/2022).

Chief of Content Buddyku dan MNC News Tommy Tjokro hadir sebagai narasumber dalam webinar yang mengusung tema ‘The Future is Now, Masa Depan Informasi di Era Web 3.0’. Tommy menjelaskan ciri web 3.0 adalah telah terdesentralisasi, terjaring semuanya, dan direkam dengan big data yang pintar.

Baca Juga

“Ciri selanjutnya adalah dari sisi keamanan berjalan di blockchain, semantic web ini adalah web yang telah berinteraksi lebih dengan penggunanya. Artificial intelligence bergerak sendiri untuk bisa berkomunikasi dengan user-nya dan mengenalnya lebih dekat. Ciri terakhir adalah AR/VR – 3D Graphic, imersif, merupakan tren yang saat ini sedang booming, yakni metaverse,” jelas Tommy dalam materinya.

Web 3.0 memberikan kesempatan besar kepada generasi muda untuk membuat konten kreatif, informatif, produktif, dan sangat personal dengan mengombinasikan AI dan manusia. Dari sisi distribusi media, web 3.0 telah memberikan keterbukaan dan transparansi informasi. Banyaknya konten-konten kreatif akan mengikis hoaks yang selalu beredar.

“Jadi ini merupakan fase di mana kita harus cepat belajar untuk mengerti bahwa keterbukaan saat ini di ekosistem digital, suara, ilmu, serta cerita dapat kita manfaatkan menjadi opportunity ke depannya. Mari kita bersama masuk ke dalam era sinergi dan kolaborasi untuk berkomitmen menyebarkan informasi yang produktif,” imbuhnya.

Menurut Tommy, jika masih banyak manusia yang memiliki background story yang buruk, maka ketika nanti teknologi informasi berkembang lebih cepat lagi para pengguna akan keteteran untuk mengimbangi informasi yang berguna bagi publik. Semuanya dapat berpartisipasi untuk menjadi agent of change dalam informasi.

“Salah satu contoh pengembangan literasi digital adalah ketika kita berbicara mengenai keindahan, kebudayaan, atau kekayaan dari daerah masing-masing untuk dikenal oleh publik. Banyaknya komitmen dari generasi muda di seluruh Indonesia yang perlu dirangkul membuat BuddyKu hadir untuk merangkul komunitas atau ekosistem konten kreator,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement