REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta bakal menghentikan operasi pasar (OP) minyak goreng curah untuk pedagang. Disperindag menilai operasi pasar tidak efektif menurunkan harga komoditas itu di pasar tradisional.
"Kami akan ubah polanya soalnya kami berikan harga (minyak goreng curah) murah tetapi mereka jualnya tetap tinggi," kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto di Yogyakarta, Rabu (13/4/2022).
Menurut Yanto, selama ini OP minyak goreng curah untuk para pedagang dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) pemerintah Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kg. OP minyak goreng khusus pedagang terakhir digelar Disperindag DIY di Pasar Demangan, Kota Yogyakarta pada Selasa (12/4/2022).
Kendati melalui OP minyak goreng telah mendapatkan harga lebih murah, lanjutnya, rata-rata pedagang di pasar tradisonal masih menjual minyak goreng curah di atas Rp 20 ribu per kg. Berdasarkan pemantauan per 13 April 2022 harga minyak goreng curah di Pasar Beringharjo rata-rata masih dijual Rp 20 ribu per liter, Rp 15.500 per liter di Pasar Kranggan, dan Rp 23.000 per liter di Pasar Demangan.
"Sehingga mereka malah memanfaatkan untuk mengais keuntungan," kata Yanto.
Oleh karena itu, menurut dia, OP minyak goreng curah khusus pedagang akan dihentikan dan kemudian langsung menyasar ke konsumen. Menurut dia, OP minyak goreng curah untuk konsumen direncanakan mulai digelar pada 14 April 2022 di Pasar Gabusan, Bantul dengan harga sesuai HET pemerintah Rp 14 ribu per liter.
Yanto memastikan saat ini pasokan minyak goreng curah dari produsen ke distributor di provinsi setempat sudah tidak ada kendala. "Pasokan sudah mulai lancar tetapi memang belum seperti dulu," kata dia.