Jumat 08 Apr 2022 15:45 WIB

Kemenkes: Mudik Lebaran Jadi Uji Coba Transisi ke Endemi

Kemenkes menargetkan 70 persen warga di Indonesia sudah vaksinasi usai mudik Lebaran

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 booster ke warga saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal di Taman Dewi Sartika, Jalan Wastukencana, Kota Bandung. Kementerian Kesehatan menargetkan pada akhir Mei 2022 70 persen populasi dari total 270 juta masyarakat Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Capaian tersebut guna memenuhi syarat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 booster ke warga saat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 massal di Taman Dewi Sartika, Jalan Wastukencana, Kota Bandung. Kementerian Kesehatan menargetkan pada akhir Mei 2022 70 persen populasi dari total 270 juta masyarakat Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Capaian tersebut guna memenuhi syarat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian Kesehatan menargetkan pada akhir Mei 2022 70 persen populasi dari total 270 juta masyarakat Indonesia sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Capaian tersebut guna memenuhi syarat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Target kita yang di awal kan 70 persen dari 208 juta target vaksinasi. Sekarang kita berharap di akhir Mei itu 70 persen masyarakat (populasi) kita sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap," kata Nadia saat dikonfirmasi, Jumat (8/4).

Nadia mengungkapkan target tersebut berlandaskan pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yang menyatakan dunia bisa keluar dari pandemi bila 70 persen dari masyarakat dunia sudah tervaksinasi. Nadia memastikan pemerintah akan fokus terhadap cakupan vaksinasi dosis penuh maupun vaksin dosis ketiga atau booster, terutama jelang mudik Lebaran tahun ini.

"Jadi secara bersamaan melengkapi dosis kedua itu tetap menjadi prioritas. Karena kita tahu tidak ada gunanya banyak yang orang booster tapi kemudian yang keduanya tidak lengkap itu akan terus menjadi fokus kelemahan kita," tutur Nadia.

Terlebih, saat masa mudik nanti akan terjadi pergerakan masyarakat yang tinggi. Sehingga, potensi peningkatan kasus Covid-19 sangatlah besar."Mobilitas yang tinggi itu akan menjadi potensi peningkatan kasus yang besar," ucap Nadia.

Oleh karenanya, pemberian vaksinasi dosis penuh dan booster menjadi strategi sekaligus uji coba untuk hidup berdampingan dengan COVID-19. Diketahui, saat ini pemerintah sedang sedang menyusun strategi transisi dari pandemi ke endemi.

"Jadi strategi yang kita lakukan menghadapi hajatan yang besar tahun ini dan ini sebenarnya uji coba untuk kita semua," ujar Nadia.

"Karena kita tahu bahwa dalam perjalanan, nanti kita hidup berdampingan Covid akan selalu ada ya event mudik dan selalu akan ada setiap tahunnya dan tak mungkin setiap tahun kita bilang nggak boleh mudik," sambung Nadia.

Nadia menambahkan, bila sudah masuk endemi, potensi peningkatan kasus kejadian luar biasa tetaplah ada. Sehingga, masa mudik dapat menjadi sarana pengujian dengan ketahanan antibodi yang dimiliki sekarang, yang ditambahkan dengan proteksi vaksin penguat, percepatan vaksinasi dosis satu dan dosis kedua, bahkan di sejumlah daerah-daerah tujuan mudik.

"Jadi kita tes nih dengan ketahanan yang kita miliki sekarang proteksi dengan booster kita percepat vaksinasi dosis satu dan kedua bahkan daerah-daerah Jadi bukan hanya para pemudik ya tapi Pemerintah Daerah, Kabupaten Kota yang menjadi tujuan mudik yang menjadi tempat pariwisata yang ini kita dorong untuk segera vaksinasi terutama 70 persen pada masyarakat umum dan pada lansia, karena lansia di memang masih menjadi PR kita bersama," tegas Nadia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement