Kamis 07 Apr 2022 01:01 WIB

Epidemiolog: Mudik Lebaran Jadi Ujian Besar Pandemi ke Endemi

Pemerintah harus menyiapkan mitigasi pergerakan besar masyarakat mencegah Covid-19.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Pemudik menunggu kereta api Sawunggalih dari Kutoarjo tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/1/2022).
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Pemudik menunggu kereta api Sawunggalih dari Kutoarjo tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai arus mudik dan arus balik pada Lebaran tahun ini menjadi ujian besar. Bila Indonesia dapat melewatinya tanpa lonjakan kasus, maka Indonesia bisa disebut sudah siap dalam proses transisi pandemi Covid-19 ke endemi.

"Jadi ini kembali ke pengelolaan. Tak bisa bilang buruk atau aman. Ini adalah ujian, kalau kita bisa kelola arus mudik dan arus balik tahun ini tanpa lonjakan tandanya kita lulus,ujian terbesar masa pandemi, ini modal besar masa transisi ke endemi jadi lebih ringan," kata Dicky kepada Republika.co.id, Rabu (6/4/2022).

Baca Juga

Perihal cuti bersama Idul Fitri yang cukup panjang, menurut Dicky kembali lagi kepada penerapan mitigasi. Pasalnya, dengan sudah ditentukannya masa cuti Lebaran, menyebabkan akan adanya pergerakan bersama besar sebelum tanggal 29 April yang melibatkan banyak orang,

"Ini harus dimitigasi. Karena kalau sudah begini, potensi buruk semua bisa mudik. Libur lebaran cukup panjang ini sebenarnya esensinya kembali pada bagaimana mitigasinya. Karena kalaupun pemerintah tidak tetapkan cuti bersama ini, yang bergerak (untuk mudik) ini sudah banyak. Bergerak mudik atau memaksa mudik," tutur Dicky.

"Artinya ini seperti dua mata pisau, bisa dampak buruk atau baik tergantung dengan manajemen pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengatur mitigasi risiko orang-orang yang bergerak saat arus mudik dan arus balik," sambung Dicky.

Menurut Dicky, saat mudik nanti alangkah baiknya bila perusahaan atau instansi bisa memfasilitasi transportasi mudik untuk para karyawan dan keluarganya. Bila hal ini dilakukan maka bisa meminimalisir penumpukan dan kepadatan pemudik.

"Transportasi yang difasilitasi dapat membuat seminim mungkin penumpukan dan kepadatan. Meskipun pasti ini terjadi," tutur Dicky.

"Misalnya, kantor atau perusahan yang bisa bawa karyawan mudik, karena mudik dengan orang terdekat atau difasilitasi itu kita bertemu orang-orang yang kita tahu status vaksinasi, risiko juga lebih sedikit, karena lebih mudah menetapkan prokes. Itu salah satu upaya contoh," lanjut Dicky.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah telah menetapkan libur nasional hari raya Idul Fitri 1443 H pada 2 dan 3 Mei 2022. Sedangkan cuti bersama Idul Fitri ditetapkan pada 29 April dan 4 hingga 6 Mei 2022.

Presiden Jokowi menyebut, keputusan mengenai cuti bersama ini nantinya akan diatur lebih rinci melalui keputusan bersama menteri-menteri terkait. “Pemerintah telah menetapkan libur nasional hari raya Idul Fitri 1443H pada tanggal 2 dan 3 Mei 2022. Dan juga menetapkan cuti bersama Idul Fitri yaitu pada 29 April, 4, 5, dan 6 Mei 2022,” kata Jokowi saat memberikan keterangan pers terkait cuti bersama Idul Fitri 1443 H di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/4/2022).

Jumlah pemudik pada tahun ini diperkirakan mencapai 85 juta orang. Sedangkan jumlah pemudik dari Jabodetabek diperkirakan sebanyak 14 juta orang dan pemudik yang akan menggunakan kendaraan pribadi diperkirakan mencapai 47 persen.

“Tentunya pemerintah akan bekerja keras untuk memberikan pelayanan yang maksimal agar para pemudik bisa menjalankan perjalanan dengan aman dan nyaman,” kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement