Kamis 31 Mar 2022 08:58 WIB

Eksistensi Industri Perhotelan di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 memberi dampak yang amat besar di sektor pariwisata di dunia

Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar webinar BSI Digination dengan tema Eksistensi Industri Perhotelan di Masa Pandemi, pada Senin (29/3/2022).
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar webinar BSI Digination dengan tema Eksistensi Industri Perhotelan di Masa Pandemi, pada Senin (29/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 memberi dampak yang amat besar di sektor pariwisata di dunia termasuk Indonesia. Hal ini membuat Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) menggelar webinar BSI Digination dengan tema Eksistensi Industri Perhotelan di Masa Pandemi, pada Senin (29/3/2022).

Dipandu oleh Dr. Ani Wijayanti selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas BSI, acara ini menghadirkan Dr. I Gede Arya Pering Arimbawa yang merupakan Presiden Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA). Menurutnya sapaan akrabnya, eksistensi industri perhotelan di masa pandemi memberikan dampak yang sangat luar biasa pada sektor pariwisata.

Baca Juga

“Banyak sekali kegalauan yang terjadi pada industri pariwisata salah satunya ribuan hotel di Indonesia terpaksa harus tutup. Untuk mengatasi hal itu, kita harus mengubah paradigma situasi, contoh dine in menjadi dine out, dulu kita bersaing dengan gojek dan grab, kini kita bekerja sama dengannya dalam proses penjualan. Wedding yang biasanya dilakukan dalam gedung, kini kami membuat pola wedding drive thru. Itulah pola-pola baru yang kami buat untuk tetap eksis selama pandemi,” ujar Arya saat acara.

Untuk bertahan di masa pandemi, harus pintar melihat peluang bagi generasi muda agar bisa mengatasi hal tersebut. Kunci sukses dalam melakukan pemasaran hotel adalah membuat event untuk memberitahukan kepada orang bahwa hotel tersebut masih eksis. Selain itu, manfaatkan media sosial sebagai media pemasarannya. Perluas networking (relasi) untuk menjaring komunitas sebagai sarana pemasaran hotel.

“Dalam menyambut endemi setelah pandemi Covid-19 ini, tetap terapkan protokol kesehatan dan kesiapan sumber daya tim sendiri untuk mengimplementasikan. Pentingnya edukasi prokes harus dicekoki setiap kalinya agar tersetting di paradigma kepada customer. Secara konsisten, hotel harus berbenah untuk mengikuti trend yang ada. Salah satunya kemajuan teknologi yang harus bekersinambungan dengan industri perhotelan dan harus mengadopsinya,” ungkapnya.

Sementara itu, Dr. Ani mengatakan, walaupun industri perhotelan merasakan dampak yang paling besar saat pandemi, namun industri perhotelan menjadi salah satu industri yang paling cepat bangkit. Problem is opportunity, adanya pandemi malah membuat ide-ide baru muncul yang memberikan peluang baru yang menguntungkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement