Selasa 29 Mar 2022 18:07 WIB

Besarnya Efek Ekor Jas Jokowi untuk PDIP

Menurut survei, PDIP jadi partai dengan elektabilitas terbesar karena faktor Jokowi.

Presiden Joko Widodo tampil di layar saat menyampaikan sambutan dalam peringatan HUT Ke-49 PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (10/1/2022). Berdasarkan survei terbaru Median, efek Jokowi sangat besar terhadap tingginya elektabilitas PDIP.
Foto:

 

Di tarik lebih ke belakang lagi atau pada akhir 2021, survei Indometer menunjukkan elektabilitas PDIP dan Gerindra juga menjadi yang teratas. PDIP masih menjadi parpol dengan elektabilitas tertinggi dengan 16,5 persen disusul Gerindra 13,1 persen.

Berdasarkan survei Indometer, secara umum, partai-partai di lingkaran pemerintah cenderung mendominasi peta elektoral, termasuk PKB dengan elektabilitas 7,8 persen dan Golkar 7,3 persen. Sedangkan untuk dua partai oposisi saat ini berada di papan tengah, yaitu PKS dengan elektabilitas 6,4 persen dan Demokrat 4,8 persen. Partai-partai lainnya ialah NasDem 4,0 persen, dan PPP 2,6 persen yang juga berada di kubu Pemerintah.

"Selama era Presiden Jokowi, terjadi pemusatan kekuasaan di tubuh negara secara efektif, diikuti dengan kooptasi hampir semua partai politik di barisan Pemerintah," ujar Direktur Eksekutif lIndometer Leonard SB, Kamis (30/12/2021).

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada akhir Desember 2021 juga merilis survei elektabilitas parpol. Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, menjelaskan bahwa hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang elektabilitasnya meningkat dibandingkan perolehan suara di Pemilu 2019.

Pada kontestasi sebelumnya, partai berlambang kepala banteng itu mendapatkan perolehan suara sebanyak 19,3 persen dan meningkat menjadi 25,2 persen berdasarkan hasil survei terbaru SMRC.

"Faktor utama yang menyebabkan kemajuan ini adalah kinerja Presiden Jokowi yang merupakan kader PDIP," ujar Sirojudin dalam rilis surveinya secara daring, Selasa (28/12/2021).

Sirojudin menjelaskan, mayoritas publik puas dengan kinerja Jokowi sebagai presiden hingga saat ini. Hal tersebut berimplikasi besar terhadap elektabilitas PDIP yang terus mengalami kenaikan dalam setiap hasil survei.

"PDIP yang diuntungkan oleh penilaian publik ini karena Jokowi adalah kader PDIP," katanya.

Dalam pidato politiknya pada HUT ke-49 PDIP secara daring, Senin (10/01/2022), Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan, sejak Kongres ke V pada 2019, PDIP telah menegaskan diri sebagai partai pelopor. Sebagai partai pelopor Megawati menegaskan partainya tak menjadikan hasil survei sebagai pegangan.

"Jangan berpikir kalau partai pelopor itu kalau kita selalu lihat survei, 'oh kita survei tinggi', saya selalu mengatakan survei boleh dilihat tapi jangan jadi pegangan," kata Megawati 

Lebih lanjut Megawati menjelaskan tentang cara berpikir dialektika. Ia mencontohkan, jika dirinya bicara sekarang, maka orang mendengar bisa saja ada hal-hal yang besok bagaimana keadaannya.

"Karena pikiran kita itu sangat dialektis," ujarnya.

Megawati mengatakan, partai pelopor adalah partai yang berdisiplin dalam ideologi dan teori pergerakan. Selain itu partai pelopor juga disiplin dalam berorganisasi.

 

"Itulah bagaimana cara mengorgansir siapa-siapa yang ada di PDIP dan siapa yang mereka rakyat yang kita naungi," tuturnya. 

 

photo
Lima Nama Capres di Tiga Hasil Survei - (Infografis Republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement