REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia memeringati hari jadi ke-68. Dalam peringatan kali ini diangkat tema "Sosio-Teknologi Menjawab Kapitalisme 4.0". Dalam perayaan diesnatalis tahun ini juga diluncurkan aplikasi GMNI Mobile di Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Jakarta, Ahad (27/3/2022).
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Suko Sudarso, salah satu Guru Kader GMNI, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan mantan Ketua Umum/Sekretaris Jenderal GMNI lintas generasi dari periode 1983 hingga periode saat ini.
Ketua Umum DPP GMNI, Imanuel Cahyadi, dalam sambutannya menyampaikan pidato politik yang membahas tentang tema kegiatan yang merupakan konsep sosio teknologi.
Dia menjelaskan alasan diangkatnya tema tersebut untuk menjawab tantangan yang sesuai dengan realitas masyarakat Indonesia saat ini.
"Secara harafiah, istilah sosio teknologi berarti penguasaan kolektif atas teknologi tepat guna untuk keselamatan rakyat. Teknologi tepat guna hanyalah sarana dan alat untuk mencapai keselamatan rakyat," kata dia dalam keterangannya, Selasa (29/3/2022).
Menurut dia, terminologi 'teknologi tepat guna' untuk membedakan mana teknologi yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan oleh masyarakat. Penambahan kata 'tepat guna' penting untuk membatasi diri kita agar tidak terjebak dengan lautan informasi perihal ragam dan jenis informasi yang tersedia, apakah sesuai dengan kondisi masyarakat, dan memiliki azas kebermanfaatan dan keadilan bagi masyarakat.
Dia melanjutkan, pemilihan penggunaan istilah 'keselamatan rakyat' dibanding 'kebebasan politik' atau 'kesejahteraan ekonomi' karena tujuan keselamatan rakyat terkandung dalam sosionasionalisme dan sosiodemokrasi sekaligus.
Imanuel juga menjelaskan banyak bidang yang dapat menerapkan sosioteknologi mulai dari air dan udara bersih, pangan, pendidikan, dan kesehatan, energi dan mineral, serta komunikasi dan informasi.
Untuk itu, menurutnya, dibutuhkan kolaborasi untuk merumuskan konsep hingga pada tataran pelaksanaan teknis. Sosioteknologi yang dimaksud berbeda dari teknologi-teknologi “impor” yang banyak tertulis di literatur-literatur kontemporer.
Berbicara sosioteknologi hari ini, menurut Imanuel, tidak lepas dari“kecerdasan buatan” atau artificial intelligence, “realitas berimbuh” atau augmented reality dan semacamnya. Namun itu bukan satu-satunya yang pokok.
Dia menekankan sosioteknologi tidak boleh lupa dengan pentingya teknologi-teknologi kolektif yang menciptakan dan membangun manusia-manusia Indonesia yang cerdas, yang membuat realita kehidupan manusia-manusia Indonesia lebih baik, yang mendorong dan memudahkan kita berkolaborasi untuk memecahkan masalah-masalah kolektif rakyat dan bangsa yang besar.
Di antaranya air dan udara bersih (lingkungan hidup), pangan, pendidikan dan kesehatan, energi dan mineral ditambah komunikasi dan informasi dengan prinsip demokrasi politik maupun ekonomi. Inilah sektor-sektor tempatnya sosioteknologi tumbuh dan berkembang.
Inilah sektor yang dimaksud Pasal 33 UUD 1945. “Sektor yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak," tutur alumni hubungan internasional Unpad dalam pidatonya.
Dia menambahkan, hal ini bisa dimulai dari BRIN dengan membuat roadmap dan blueprint sosioteknologi nasional, lalu ditindaklanjuti oleh pemerintah melalui berbagai lembaga/kementerian terkait dengan merumuskan program dan dieksekusi oleh BUMN dan turunannya.
Acara Diesnatalis GMNI ke-68 dimulai dengan agenda seremonial, kemudian peluncuran aplikasi GMNI Mobile.
Selanjutnya terdapat acara "Gala Dinner" yang diakhiri dengan Diskusi Rodinda (romantika, dinamika, dan dialektika) yang dipaparkan para mantan ketua umum/sekretaris jenderal lintas generasi.
Pada momen tersebut juga terjadi penyerahan mandat kepada kepemimpinan Imanuel Cahyadi dari kelompok KLB GMNI Medan.