Senin 28 Mar 2022 16:05 WIB

Bulog Sulutgo Pasarkan Bahan Pangan Hingga Kelurahan

Bulog langsung datang ke pemukiman warga untuk menjual bahan pangan.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas melayani pembelian minyak goreng pada operasi pasar murah (ilustrasi). Perum Bulog Divre Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) menjemput bola dengan memasarkan bahan kebutuhan pokok hingga kelurahan dan desa.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Petugas melayani pembelian minyak goreng pada operasi pasar murah (ilustrasi). Perum Bulog Divre Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) menjemput bola dengan memasarkan bahan kebutuhan pokok hingga kelurahan dan desa.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Perum Bulog Divre Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) menjemput bola dengan memasarkan bahan kebutuhan pokok hingga kelurahan dan desa.

"Kami langsung datang ke permukiman padat penduduk untuk menjual bahan pangan dengan harga murah dan terjangkau oleh masyarakat," kata Kepala Perum Bulog Divre Sulutgo Ali Ahmad Najihdi Manado, Senin (28/2/2022).

Baca Juga

Ali mengatakan, Bulog Divre Sulutgo menjual beras dengan harga Rp 8.300 per kilogram, minyak goreng Rp 20 ribu per liter, gula pasir, tepung terigu, beras fortivit dan juga produk yang dijual sesuai harga pasar. "Namun produk yang kami jual masih berada di bawah harga pasar, apalagi tim kami datang langsung ke masyarakat, sehingga mengurangi biaya transportasi jika harus ke pasar," kata Ali.

Pihaknya mengharapkan masyarakat bisa memanfaatkan kegiatan Bulog ini, sehingga bisa mengurangi biaya belanja setiap hari. Dia menjelaskan sampai saat ini stok kebutuhan pokok di gudang Bulog cukup banyak dan mampu memenuhi permintaan masyarakat di Sulut. "Untuk stok beras dengan ketahanan hingga enam bulan ke depan, masyarakat tidak perlu khawatir, karena beras cukup banyak," ungkap Ali.

Dia mengatakan jika stok mulai berkurang, pihaknya akan memasok dari daerah sentra beras di Indonesia seperti Makassar dan Jawa. Harus diakui, Sulut dan Gorontalo bukan daerah sentra beras, sehingga serapan masih kecil dibandingkan dengan kebutuhan di Sulut.

"Apalagi harga jual di pasar masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 8.300 per kilogram," kata Ali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement