Kamis 24 Mar 2022 06:06 WIB

Satgas: Meski Sudah Vaksinasi Booster, Masyarakat Harus Jaga Prokes

Vaksinasi booster dan protokol kesehatan dua kunci yang tak bisa dipisahkan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, masyarakat harus tetap disiplin menjaga protokol kesehatan meskipun telah mendapatkan vaksin booster. Menurut dia, vaksinasi booster dan protokol kesehatan merupakan dua kunci yang tak bisa dipisahkan.

"Faktanya, potensi kenaikan kasus masih tetap ada jika vaksin booster tidak dibarengi dengan disiplin protokol kesehatan," kata Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Kamis (24/3/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, setiap upaya pengendalian pandemi memiliki fungsinya masing-masing yang saling melengkapi sehingga tercapai perlindungan optimal. Karena itu, menurut dia, masyarakat tak perlu mempertanyakan alasan mengapa harus melakukan vaksin jika memakai masker efektif atau mengapa harus memakai masker jika vaksin terbukti ampuh.

Ia mengatakan, vaksin dan protokol kesehatan 3M memiliki fungsi yang berbeda. "Ketika kita sudah terlanjur tertular Covid, vaksin terbukti secara ilmiah membentuk kekebalan komunitas yang dapat melindungi kita dari gejala yang parah, risiko perawatan di rumah sakit bahkan kematian. Namun, potensi penularan masih tetap ada," jelas Wiku.

Karena itu, Wiku menekankan, penularan dapat dicegah semaksimal mungkin dengan menghindari paparan virus, yaitu disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Ia juga meminta masyarakat untuk memahami bahwa vaksin maupun protokol kesehatan 3M tidak akan berfungsi optimal jika tidak dilakukan dengan benar.

Dalam hal vaksin, kekebalan tubuh yang ditimbulkan oleh vaksin akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Kekebalan yang sudah mulai turun dapat segera ditingkatkan kembali melalui vaksinasi booster. Sedangkan dalam hal protokol kesehatan 3M, perlindungan optimal dapat tercapai apabila protokol kesehatan 3M dilakukan dengan benar.

"Ketaatan kita pada hal-hal kecil dan sederhana seperti memakai masker, menutup mulut dan hidung, mencuci tangan menggunakan sabun dengan gerakan yang benar atau setidaknya menghindari kerumunan jika menjaga jarak sulit dilakukan merupakan jaminan perlindungan paling optimal," jelas dia. 

Wiku menambahkan, terjadinya kenaikan kasus di 5 dari 15 negara dengan capaian booster di atas angka dunia. Lima negara tersebut memiliki capaian booster yang tinggi yaitu Italia 63 persen, Jerman 58 persen, Inggris 57 persen, Vietnam 45 persen, dan Thailand 32 persen serta sedang menerapkan berbagai penyesuaian kebijakan seperti karantina.

Namun, kebijakan tersebut tidak dibarengi dengan protokol kesehatan yang disiplin dan ketat. "Berkaca pada hal tersebut tentunya kita harus belajar untuk tetap mempertahankan disiplin protokol kesehatan, sembari tetap berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi booster. Peningkatan pengawasan terhadap implementasi protokol kesehatan di tempat-tempat umum juga penting untuk terus ditingkatkan," jelas Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement