REPUBLIKA.CO.ID, PENAJAM - Kasus gigitan nyamuk pembawa penyakit malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur cukup tinggi. Tercatat ada 300 pasien yang ditangani di pusat-pusat pelayanan kesehatan setempat pada awal tahun 2022.
"Serangan nyamuk malaria cukup tinggi, tercatat hingga saat ini mencapai 300 kasus," ujar Pengelola Program Malaria Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Ponco Waluyo di Penajam, Selasa (15/3/2022).
"Data penderita malaria dihimpun dari masing-masing puskesmas di wilayah Penajam Paser Utara, sepanjang tahun ini (2022)," tambahnya.
Ratusan warga yang terdeteksi positif menderita penyakit malaria tersebut merupakan hasil laporan penanganan puskesmas yang berada di empat kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara. Namun dipastikan tertular penyakit malaria didominasi dari daerah luar Kabupaten Penajam Paser Utara yakni dari wilayah Bongan, Kabupaten Kutai Barat, dan Kabupaten Paser.
Dari hasil analisa menurut Ponco Waluyo, faktor penyebaran malaria di wilayah Penajam Paser Utara diketahui mayoritas warga tertular dari daerah tetangga. Masyarakat yang terindikasi positif menderita penyakit malaria terbanyak dari perajin kayu atau pekerja perusahaan perkebunan.
"Warga yang terserang penyakit malaria adalah mereka yang bekerja sebagai perajin kayu di wilayah perbatasan Kabupaten Penajam Paser Utara, Paser, dan Kutai Barat," ucapnya.
"Lebih dari 85 persen kejadiannya di atas Kilometer 42 Jalan Sotek-Bongan, tapi kalau di atas Kilometer 42 itu masuk wilayah Kabupaten Paser," jelas dia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara membagikan kelambu insektisida antimalaria setiap tahun untuk meminimalisir penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk tersebut. Kelambu insektisida antimalaria bantuan Kementerian Kesehatan atau Kemenkes tersebut dikhususkan bagi warga yang tinggal di area atau wilayah perkebunan.