Tetap jaga jarak
Dalam keterangan terpisah, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa Indonesia belum melewati situasi kritis pandemi Covid-19 di tengah ancaman subvarian omicron, BA.2. Oleh karenanya, masyarakat diminta untuk tidak terlalu euforia dengan pelonggaran aturan Covid-19.
Menurut Dicky, menjaga jarak tetap diperlukan di tengah pelonggaran tersebut. Ia menilai tidak tepat dan masih sangat berbahaya untuk berdekatan di tengah pandemi Covid-19.
Dicky menyebut, menjaga jarak tetap harus dijalankan sebagai bagian dari protokol kesehatan mengingat subvarian omicron BA.2 alias "Son of Omicron" atau "Stealth Omicron" dapat memicu lonjakan kasus Covid-19. Peningkatan jumlah kasus kematian berisiko terjadi.
"BA.2 ini 2 kali lebih cepat menular daripada BA.1, ini serius sehingga menyebabkan keparahan. Jadi ini yang harus diketahui sehingga jangan ada euforia, semua dilonggarkan, bertahaplah dan dijaga," kata Dicky kepada Republika.co.id, Kamis (10/3/2022).
Dalam SE Kemenhub 25/2022 tentang petunjuk perjalanan orang dalam negeri dalam transportasi perkeretaapian, kapasitas kereta api dimungkinkan 100 persen. Itu artinya, jaga jarak antarpenumpang tidak bisa dipraktikkan di gerbong kereta api.