Kamis 24 Feb 2022 22:49 WIB

Kasus Omicron Capai 64.700 Kasus Hingga Pertengahan Februari

Puncak varian delta pada pertengahan 2021 sebanyak 56 ribu kasus.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Kementerian Kesehatan melihat tren peningkatan kasus varian omicron sudah menyentuh angka 64.700 pada pertengahan Februari 2022. (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Kementerian Kesehatan melihat tren peningkatan kasus varian omicron sudah menyentuh angka 64.700 pada pertengahan Februari 2022. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan melihat tren peningkatan kasus varian omicron sudah menyentuh angka 64.700 pada pertengahan Februari 2022. Jika dibandingkan, puncak varian delta pada pertengahan 2021 sebanyak 56 ribu kasus.

Meski begitu, Sesditjen Kesehatan Masyarakat dan Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan angka kematian kasus omicron jauh lebih rendak yaitu di angka 180. Sementara pada gelombang varian delta, tingkat kematian per hari dapat mencapai 2.500 kasus.

Baca Juga

"Saya sepakat bahwa satu nyawa itu berharga. Walaupun angka kematian jauh lebih rendah, tapi setidaknya kita harus bisa menyelamatkan meskipun hanya satu nyawa," kata Nadia, Kamis (24/2/2022).

Dari sisi keterisian perawatan rumah sakit, pada gelombang varian delta dapat mencapai 60 persen secara nasional, sedangkan saat ini berada di angka 30 persen. Sehingga, menurut Nadia, penarikan rem darurat belum diperlukan.

"Tetapi, pemerintah tetap memberlakukan pembatasan mobilitas dan PPKM level tiga, sambil terus melakukan percepatan vaksinasi, testing, dan tracing," ujar Nadia.

Meski demikian, Nadia juga mengingatkan bahwa Indonesia harus tetap bersiap-siap dan waspada akan datangnya gelombang ketiga setelah melihat peningkatan kasus Covid-19. "Kita melihat bahwa dengan semakin banyaknya transmisi lokal varian omicron, ini memicu peningkatan kasus Covid-19," ujarnya.

Pemerintah optimistis dapat menekan transmisi Covid-19 varian omicron. Caranya, dengan terus memantau tren dan pola penyebaran virus tersebut.

"Strateginya tidak berbeda, tapi justru sekarang kita lebih yakin, karena kita belajar kemarin dengan varian delta yang penularannya juga cepat," kata dia. 

Nadia melanjutkan, pemerintah juga melihat perkembangan dan langkah yang diambil oleh negara lain. Dengan begitu, pemerintah semakin memahami pola transmisi Covid-19, khususnya varian omicron. Menurut Nadia, penanganan Covid-19 memerlukan upaya dari hulu ke hilir. 

Di hulu, upaya tersebut dapat dilakukan melalui deteksi dini, edukasi bagi masyarakat, dan melakukan langkah-langkah pencegahan melalui penerapan protokol kesehatan. Sedangkan di hilir, adalah melalui transformasi layanan kesehatan yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement