Rabu 23 Feb 2022 17:42 WIB

'Mengulang Vaksin Berikan Efek Imunologi Secara Memori'

Kelengkapan vaksinasi salah satu cara paling signifikan untuk mengurangi kematian.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kiri) berbincang dengan vaksinator COVID-19 di RSD Mangusada, Badung, Bali, Kamis (17/6/2021). Wamenkes Dante Saksono melakukan kunjungan lapangan untuk melihat pelayanan kesehatan bagi warga lanjut usia di RSD Mangusada serta Puskesmas II Denpasar Selatan dalam rangkaian peringatan Hari Lanjut Usia Nasional 2021 dan meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Bali.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kiri) berbincang dengan vaksinator COVID-19 di RSD Mangusada, Badung, Bali, Kamis (17/6/2021). Wamenkes Dante Saksono melakukan kunjungan lapangan untuk melihat pelayanan kesehatan bagi warga lanjut usia di RSD Mangusada serta Puskesmas II Denpasar Selatan dalam rangkaian peringatan Hari Lanjut Usia Nasional 2021 dan meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr Dante Saksono Harbuwono mengatakan mengulang vaksin sangatlah penting untuk memberikan efek imunologi secara memori. Kemenkes meminta masyarakat yang telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19, namun belum mendapatkan suntikan dosis kedua lebih dari enam bulan (drop out) agar mengulang vaksinasi dari awal.

"Vaksinasi ulangan ini penting untuk memberikan efek imunologi secara memori," kata Dante di Jakarta, Rabu (23/2/2022).

Baca Juga

Wamenkes mengatakan, dengan divaksin maka secara langsung menciptakan kekebalan. Kekebalan itu terekam dalam memori antibodi yang ada dalam badan. "Kalau memori antibodinya tidak cukup maka akan tidak bisa melakukan perlawanan kalau dia kena infeksi," ujarnya.

Namun, bila memori antibodi yang cukup maka akan tahan untuk melawan infeksi yang mungkin akan datang. Dante menyampaikan, satu kali vaksinasi hanya memiliki 16 persen, dua kali vaksinasi akan melindungi 67 persen dan tiga kali vaksinasi akan mengunjungi 97 persen.

"Jadi kelengkapan vaksinasi merupakan salah satu cara yang paling signifikan untuk mengurangi angka kematian," tegasnya.

"Kita punya data banyak data dan banyak Data tersebut menunjukkan bahwa kematian itu sebagai 50 persen lebih itu dialami oleh mereka yang tidak mempunyai vaksinasi yang lengkap," sambungnya.

Khusus bagi lansia dengan risiko lebih berat ketika terpapar Covid-19, Kemenkes telah memperpendek interval vaksinasi booster menjadi minimal tiga bulan sejak vaksinasi primer lengkap diberikan. Hal ini berdasarkan rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) dan bertujuan melindungi golongan lansia. Jenis vaksin yang digunakan dapat sama atau berbeda dengan vaksin primer selama telah memperoleh EUA dari BPOM dan rekomendasi ITAGI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement