Senin 21 Feb 2022 16:07 WIB

Dua Kendala Saat Jabar Jadi Episentrum Covid-19

Epidemiolog memprediksi penurunan kasus Covid di Jabar akan lebih lama dibanding DKI.

Petugas Public Safety Center (PSC) 119 berada di dalam ambulans usai mengevakuasi pasien Covid-19 bergejala ringan di Jalan Dago Pojok, Coblong, Kota Bandung, Jumat (10/2/2022). Menurut Satgas Penanganan Covid-19, Jabar saat ini tengah menjadi episentrum penularan Covid-19.
Foto:

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Nina Susana Dewi, sejumlah program prioritas dilakukan Pemprov Jabar untuk mengantisipasi gelombang ketiga pandemi. Yaitu pembobotan lebih besar terhadap angka keterisian rumah sakit (BOR). 

Warga Jabar juga, menurut Nina, dapat menggunakan telekonsultasi melalui Pikobar untuk konsultasi mengajukan kebutuhan vitamin dan obat selama isolasi mandiri. Vitamin dan obat langsung didistribusikan ke rumah warga. 

Untuk tabung oksigen, kata Nina, warga Jabar bisa mengajukan permohonan melalui Pikobar dengan mengisi formulir dengan menyiapkan foto KTP, bukti saturasi oksigen menggunakan oximeter, serta bukti hasil tes PCR/ antigen.  Masyarakat pun bisa menjadi kontributor tabung oksigen melalui fitur Oksigen Untuk Masyarakat (Omat) dalam Pikobar. 

Pemprov Jabar, kata dia, juga terus melakukan percepatan vaksinasi antara lain bekerja sama dengan TNI/Polri, Kabupaten/ Kota, dan sinergi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda). 

Menurutnya, kapasitas laboratorium pengujian PCR ditingkatkan, juga penguatan dalam kampanye 5M. Yakni, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas melalui berbagai media dan pemberdayaan masyarakat melalui Desa/Kelurahan Siaga Aktif. 

Untuk mengantisipasi gelombang tiga ini, kata Nina, pihaknya juga terus melakukan percepatan vaksinasi, baik untuk anak-anak usia 6 tahun, lansia, pelayan publik, masyarakat rentan, hingga masyarakat umum, baik untuk dosis 1, dosis 2, maupun dosis 3. Namun untuk percepatan vaksinasi Covid-19 saat ini juga terdapat sejumlah kendala. 

"Kendalanya, sasaran dosis 1 sudah mulai susah dicari, bahkan sudah dilakukan penyisiran sasaran seperti door to door, maupun vaksinasi keliling," kata Nina. 

Terkait ketersediaan jenis vaksin tertentu, kata dia, seperti Moderna belum dapat dipenuhi oleh pusat. Sehingga kabupaten/ kota yang melakukan permohonan vaksin tersebut belum bisa dipenuhi. Sedangkan kendala vaksin penguat, kata dia, dilakukan bertahap karena terkait dengan persyaratan harus sudah memiliki e-tiket. 

"Ada kecenderungan masyarakat memilih vaksin tertentu untuk penguat, padahal tidak semua vaksin stok tersedia," katanya. 

Pada Sabtu (19/2/2022) lalu, Pemerintah Kota Bandung dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Apel Kesiapan Penyerahan Masker di Lapangan Balai Kota Bandung. Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, sebanyak satu juta masker akan dibagikan kepada seluruh warga di Jabar.

“Tiga hari terakhir, Jabar menduduki rangking pertama terkait penambahan kasus konfirmasi positif. Karena itu kami targetkan pembagian satu juta masker gratis untuk wilayah Jabar,” kata Suharyanto. 

“Khusus Kota Bandung, pembagian masker gratis akan dilakukan di 20 titik, masing-masing titik 10 ribu masker. Jadi ada 200 ribu masker yang akan dibagikan hari ini. Tapi tidak menutup kemungkinan besok atau lusa, jika Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Kodam Tiga Siliwangi, Polda Jabar, seandainya ingin kembali membagikan masker lagi, kami dari BNPB siap untuk mendukung penyediaan maskernya,” jelasnya menambahkan.

Adapun program pembagian masker secara nasional, kata Suharyanto, akan terus dilakukan hingga Mei 2022 mendatang, dengan target 15 juta masker. Terkait sasaran wilayah, dia mengatakan bahwa jumlah ini akan disesuaikan dengan jumlah kasus konfimasi positif di masing-masing wilayah. 

“Sampai dengan bulan Mei 2022, targetnya 15 juta masker, 3 juta masker per bulan. Tapi tidak dibagi secara merata karena tentu kita lihat jumlah kasus konfirmasi positif di setiap  daerah, jadi jika angkanya tinggi maka kita akan datangi dan prioritaskan,” jelasnya. 

Saat ditanya mengenai adanya indikasi penurunan kedislipinan penerapan protokol kesehatan, Suharyanto mengatakan bahwa sejak akhir 2021, melalui survei Satgas Covid-19 Pusat ditemukan adanya penurunan penggunaan masker. “Makanya kita terus gencarkan lagi pembagian masker gratis,” ujarnya. 

 

photo
Daftar negara yang buka perbatasan - (Tim infografis Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement