Kamis 17 Feb 2022 21:01 WIB

Ratusan Siswa dan Guru di Yogyakarta Terpapar, Mayoritas tak Bergejala

Selama Januari hingga pertengahan Februari ada 141 siswa dan 30 guru terpapar Covid.

Petugas kesehatan mengambil sampel tes Swab PCR COVID -19 untuk guru dan siswa saat pelacakan kluster sekolah di SMA N 1 Bantul, D.I Yogyakarta, Sabtu (5/2/2022). Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah itu dihentikan hingga pekan depan menyusul belasan siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan sekitar 800 siswa serta guru mengikuti pelacakan melalui Swab PCR .
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas kesehatan mengambil sampel tes Swab PCR COVID -19 untuk guru dan siswa saat pelacakan kluster sekolah di SMA N 1 Bantul, D.I Yogyakarta, Sabtu (5/2/2022). Pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah itu dihentikan hingga pekan depan menyusul belasan siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan sekitar 800 siswa serta guru mengikuti pelacakan melalui Swab PCR .

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sepanjang Januari hingga pertengahan Februari tahun 2022 ada 171 siswa dan guru di tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama yang dikonfirmasi tertular Covid-19 di Kota Yogyakarta. Namun mayoritas tidak mengalami gejala sakit.

Menurut data pemerintah, selama kurun itu, Covid-19 menyerang 141 siswa serta 30 guru/tenaga kependidikan di sekolah. "Sesuai aturan, maka dilakukan penutupan sekolah atau penghentian kegiatan belajar mengajar secara langsung apabila ditemukan kasus di sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Budi Ashrori di Yogyakarta, Kamis (17/2/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, kasus infeksi virus corona pada siswa dan guru ditemukan dalam pelacakan kasus Covid-19 pada siswa dan guru di sekolah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta aktif melaksanakan surveilans dengan melakukan pemeriksaansecara acak pada siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Pemeriksaan Covid-19 dengan cara mengambil sampel 10 persen siswa yang menjalani pembelajaran tatap muka tetap dilakukan. Terkadang ada temuan dan kemudian dilakukan tracing (pelacakan) kontak eratnya," kata Budi.

Ia mengatakan bahwa penutupan sementara sekolah yang siswa dan atau gurunya tertular Covid-19 dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari gugus tugas penanganan Covid-19 dan puskesmas setempat. Selama sekolah ditutup sementara, kegiatan belajar mengajar kembali dilakukan via daring.

"Terkadang ditutup lima sampai 10 hari, tergantung kasus yang ditemukan di sekolah tersebut. Kebanyakan ditutup lima hari. Bagaimanapun juga, keamanan dan kesehatan tetap harus diutamakan," kata Budi.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta juga mengevaluasi pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah secara rutin untuk memastikan seluruh sekolah menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.

"Masyarakat dan siswa rata-rata merasa senang saat mereka bisa belajar kembali di sekolah. Tentunya, pelaksanaan protokol kesehatan dengan ketat menjadi sangat penting untuk dilakukan," kata Budi.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengingatkan sekolah untuk memastikan protokol kesehatan dijalankan selama pembelajaran tatap muka. "Jika ada kasus, maka harus dievaluasi bagaimana pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah tersebut. Apakah sudah melakukan pengecekan suhu saat siswa datang, sudah cuci tangan atau belum, dan protokol kesehatan lain sesuai prosedur," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement