REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Produksi palawija di tengah pendemi Covid-19 di Kabupaten Lebak, Banten, pada 2021 menembus 28.846 ton dengan area tanam seluas 5.527 hektare dan luas panen mencapai 2.737 hektare.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Banten, Ahad (13/2/202, mengatakan, saat ini produksi palawija di Lebak masih menjadi andalan ekonomi petani. Produksi palawija dari Kabupaten Lebak di antaranya dipasok ke Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang dan DKI Jakarta.
Pemerintah daerah mendorong petani agar terus mengembangkan pertanian palawija guna mendongkrak produksi pangan juga peningkatan ekonomi. Selain itu juga pangsa pasar palawija cenderung meningkat.
Pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan kepada petani berupa benih dan peningkatan teknologi khusus guna mengembangkan pertanian palawija itu. Penyaluran bantuan benih dan penerapan teknologi itu untuk mendorong produktivitas pangan dan kesejahteraan petani.
"Kami berharap pendapatan petani meningkat dan kehidupan mereka lebih sejahtera," kata Deni.
Produksi 28.646 ton palawija itu terdiri atas enam komoditas yaitu jagung sebanyak 4.098 ton, kedelai 14 ton, kacang tanah 398 ton, kacang hijau 60 ton, ubi kayu 21.690 ton, dan ubi jalar 2.586 ton. "Kami minta petani ke depan agar meningkatkan produksi palawija dengan memanfaatkan lahan-lahan telantar, " kata Deni.
Sementara itu, sejumlah petani palawija di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengatakan, mereka mengembangkan tanaman ubi kayu atau singkong di lahan seluas dua hektare hingga menghasilkan pendapatan Rp 80 juta. Produksi ubi kayu itu dipasok ke wilayah Tangerang dan Jakarta dengan harga Rp 5. 000 per kilogram.
"Kebanyakan petani di sini memanfaatkan lahan milik perusahaan BUMN yang akan dibangun perumahan, " kata Amir, seorang petani palawija warga Maja Kabupaten Lebak.