Sabtu 12 Feb 2022 21:14 WIB

Kemenag: Masjid Punya Peran Strategis Kembangkan Literasi Keagamaan

Kemenag akan menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Nasional

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakan, peran masjid dalam mengembangkan literasi keagamaan sangat strategis. Hal itu disampaikan Kamaruddin saat menjadi narasumber pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Perpustakaan Masjid di Hotel Horison, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (10/2).
Foto: istimewa
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakan, peran masjid dalam mengembangkan literasi keagamaan sangat strategis. Hal itu disampaikan Kamaruddin saat menjadi narasumber pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Perpustakaan Masjid di Hotel Horison, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA---Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin mengatakan, peran masjid dalam mengembangkan literasi keagamaan sangat strategis. Hal itu disampaikan Kamaruddin saat menjadi narasumber pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Perpustakaan Masjid di Hotel Horison, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (10/2).

“Masjid adalah salah satu tempat yang sangat strategis untuk menjadikannya sebagai pusat pengembangan literasi, khususnya yang berkaitan dengan literasi keagamaan Islam, di samping pengembangan human development index secara keseluruhan,” katanya kepada 33 peserta Bimtek yang merupakan para pengurus perpustakaan masjid.

Baca Juga

Dia menjelaskan, sebagai pusat pengembangan literasi keagamaan yang sangat strategis, masjid harus memainkan peran instrumental untuk meningkatkan minat baca masyarakat yang ada di sekitarnya, termasuk di dalamnya para takmir masjid. “Penguatan kepustakaan Islam di masjid merupakan bagian dari ikhtiar kita untuk mengarusutamakan paham keagamaan yang moderat,” jelasnya.

“Paham keagamaan yang moderat adalah paham yang menyadarkan masyarakat bahwa mereka bukan saja sebagai umat beragama, tetapi juga warga bernegara. Misalnya, saya adalah orang Islam, tetapi saya juga orang Indonesia,” imbuhnya.

Guru Besar di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini menegaskan, untuk menyukseskan tujuan yang memiliki tantangan besar ini, Kemenag akan menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Nasional yang akan ditindaklanjuti dengan kerja sama di daerah-daerah.

“Masjid adalah tempat yang paling strategis untuk pengembangan literasi keagamaan masyarakat. Untuk itu perpustakaannya juga harus kita kembangkan, harus kita revitalisasi. Kalau bisa, kita kuatkan. Dengan demikian, insyaallah, literasi keagamaan di masyarakat juga akan semakin meningkat,” katanya.

Kamaruddin menjelaskan, salah satu dampak dari rendahnya literasi masyarakat adalah minimnya capaian pengumpulan, zakat, infak, sedekah, serta wakaf. Dikatakannya hasil penelitian yang dilakukan Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (Puskas BAZNAS), potensi zakat di Indonesia hampir mencapai 400 triliun rupiah setiap tahun.

Dari potensi yang besar itu, ungkapnya, yang berhasil dihimpun BAZNAS hanya sekitar 12 hingga 13 triliun rupiah saja. “Ketika kami di Bimas Islam bersama BAZNAS dan Badan Wakaf Indonesia mencoba mengkaji, ada satu temuan yang menarik, ternyata ada dampak cukup signifikan dari minimnya minat baca masyarakat terhadap capaian zakat, infak, sedekah, dan wakaf,” katanya. 

“Kita itu tidak paham secara memadai tentang zakat, apalagi wakaf, sehingga partisipasinya tidak maksimal. Jadi ada korelasi antara literasi dan partisipasi. Semakin tinggi literasi, maka partisipasinya untuk berzakat, berinfak, dan bersedekah juga semakin tinggi. Oleh karena itu salah satu program prioritas kita adalah meningkatkan literasi masyarakat di bidang Ziswaf ini, dan masjid punya peran di sini,” urainya.

Kamaruddin kembali menegaskan, peran masjid dalam mengembangkan literasi di tengah masyarakat sangat strategis. Oleh karenanya, Kemenag akan meningkatkan kapasitas khazanah keilmuan takmir-takmir masjid di seluruh Indonesia, sehingga upaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan bernegara bisa tercapai.

“Saya berharap kita bisa bersama-sama membangun perpustakaan masjid kita. Saya yakin dan optimis cara tersebut bisa membantu pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dan membantu kita semua untuk semakin meningkatkan literasi keagamaan. Insyaallah kita akan tingkatkan kapasitas perpustakaan masjid,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement