Kamis 10 Feb 2022 18:33 WIB

Satgas Sebut Stok Obat dan Oksigen Masih Mencukupi

Ketersediaan oksigen dalam konsentrator dan generator masih mencukupi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Aktivitas pekerja menyiapkan tabung berisi oksigen di suplayer Oksigen di Samator PT Aneka Gas Industri, Kota Bandung, saat kunjungan Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Senin (7/2/2022). Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan memastikan pemerintah telah mengantisipasi lonjakan kebutuhan perawatan di rumah sakit rujukan.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Aktivitas pekerja menyiapkan tabung berisi oksigen di suplayer Oksigen di Samator PT Aneka Gas Industri, Kota Bandung, saat kunjungan Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Senin (7/2/2022). Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan memastikan pemerintah telah mengantisipasi lonjakan kebutuhan perawatan di rumah sakit rujukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan memastikan pemerintah telah mengantisipasi lonjakan kebutuhan perawatan di rumah sakit rujukan. Termasuk di antaranya ketersediaan obat-obatan, alat pelindung diri hingga ketersediaan oksigen.

"Sampai saat ini ketersediaan oksigen dalam konsentrator dan generator masih mencukupi untuk melayani 12-48 jam," kata Wiku dalam keterangannya, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga

Ia mencontohkan, untuk di DKI data per 6 Februari masih ada 1.541 oksigen konsentrator dan dua oksigen generator. Kemudian di Banten tersedia 389 oksigen konsentratkr dan 4 oksigen generator.

"Di Jawa Barat ada 1.545 oksigen konsentrator dan 18 generator. Kecukuan yang sama juga sudah dipastikan di daerah lain yang terutama di daerah kasus tergolong tinggi, pemerintah akan koordinasi dengan Pemda untuk pendataan real time dalam memennuhi kebutuhan kesehatan secara efektif," tegas Wiku.

Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) menyebutkan, hingga kini stok obat-obatan dan oksigen masih mencukupi untuk merawat pasien Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Persi Bambang Wibowo.

"Masih aman obat, alat pelindung diri (APD), dan oksigen," kata Bambang kepada Republika.co.id, Kamis.

Hanya saja, untuk tenaga kesehatan, menurut Bambang sudah mulai banyak yang terpapar Covid-19. Namun, menurut Bambang masih dalam angka yang aman.

"Sudah ada beberapa Nakes yang terpapar sehingga Nakes ada yang harus isolasi karena terpapar dengan gejala ringan. Saat ini SDM juga masih aman," jelasnya.

Bambang menyatakan bahwa pihaknya siap menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Penambahan kapasitas RS akan dilakukan jika sewaktu-waktu diperlukan. 

"RS belajar dari pengalaman yang lalu, sudah lebih siap dari sisi ketersediaan ruang isolasi, SDM, farmasi, dan logistik. Selama tidak melampaui kapasitas, insya Allah RS siap," ujar Bambang.

Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) drg. Iing Ichsan Hanafi mengungkapkan, saat ini, sudah ada beberapa karyawan di rumah sakit yang terpapar Covid-19 dengan gejala yang ringan. Oleh karenanya, ia mewanti-wanti agar tetap selalu waspada lantaran bila angka positif pada tenaga kesehatan terus bertambah akan memengaruhi pelayanan terhadap pasien.

"Untuk Nakes berdasarkan laporan yang kami dapat di Jabodetabek 10 persen dari karyawan RS Swasta. Ini yang harus hati-hati," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (10/2/2022).

Namun, Ichsan menyatakan bahwa pihaknya siap menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Untuk ketersedian tempat tidur, obat-obatan dan oksigen menurutnya masih mencukupi.

"Oksigen dan obat masih terkendali. Untuk tempat tidur sudah dipersiapkan untuk gejala berat dan gejala sedang karena untuk gejala ringan kan isoman atau isoter ya," ujarnya.

Ichsan melanjutkan, untuk antisipasi lonjakan kasus, dirinya selalu mengimbau agar para nakes serta staf rumah sakit selalu taat terhadap protokol kesehatan. Begitu pun kepada para pasien dituntut kejujurannya bila memang sedang bergejala.

"Kami menuntut kejujuran Pasien yang berobat kalaau ada keluhan ya dicek lanjut. Karena banyak nakes yang tertular," tuturnya.

"Kami juga berharap tidak banyak nakes yang berguguran seperti kasus delta. Edukasi terhadap prokes akan terus kami sampaikan," sambungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement