Kamis 10 Feb 2022 18:30 WIB

Kemenkes: Pengobatan Gratis Isolasi Mandiri Bisa Didapat Jika Hasil Tes Antigen Positif

Hasil tes antigen positif, warga berhak dapatkan pengobatan gratis via telemedisin.

Tes antigen (Ilustrasi). Agar bisa mendapatkan pengobatan gratis untuk isolasi mandiri, masyarakat diserukan menjalani tes cepat antigen di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dengan laboratorium yang terkoneksi melalui sistem NAR Kemenkes RI.
Foto: Antara/Siswowidodo
Tes antigen (Ilustrasi). Agar bisa mendapatkan pengobatan gratis untuk isolasi mandiri, masyarakat diserukan menjalani tes cepat antigen di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dengan laboratorium yang terkoneksi melalui sistem NAR Kemenkes RI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Abdul Kadir mengatakan, masyarakat yang hasil tes antigennya positif dapat mengakses layanan telemedisin secara gratis untuk bekal menjalani isolasi mandiri. Syaratnya, hasil tes tersebut terlaporkan ke data kementerian.

"Kalau positif atau reaktif berdasarkan antigen, selama dilaporkan lewat sistem NAR (New All Record) big data Kemenkes, dia harusnya dapat layanan telemedisin," ujar Kadir dalam konferensi pers secara virtual yang diikuti di Jakarta, Kamis (10/2/2022) sore.

Baca Juga

Untuk itu, Kadir menganjurkan masyarakat menjalani tes cepat antigen di sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan dengan laboratorium yang terkoneksi melalui sistem NAR Kemenkes RI. Sebab, begitu hasilnya terlapor ke sistem NAR, maka akan diverifikasi dan muncul notifikasi lewat telepon genggam bahwa yang bersangkutan berhak atas perawatan gratis melalui telemedisin.

"Termasuk pemberian obat-obatan," katanya.

Lebih lanjut, Kadir menyarankan agar masyarakat yang memperoleh hasil tes reaktif berdasarkan antigen untuk melanjutkan pemeriksaan melalui tes swab PCR. Tes ini diperlukan untuk hasil yang lebih akurat.

"Kalau hasil antigen positif, kami anjurkan PCR karena merupakan standar emas. Kalau rapid test antigen sangat ditentukan tinggi rendahnya titer antibodi kita. Kalau dalam satu atau dua negatif (antigen), mungkin bisa positif dengan PCR," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement