Kamis 10 Feb 2022 15:19 WIB

Deny JA Minta Pengurus Satupena di 34 Provinsi Bangun Kota Literasi

Kota akan banyak kegiatan dari para penulis.

Pengurus Kumpulan Penulis Satupena diminta membangun The City of Literature. Foto Ketua Umum Satupena, Denny JA. (ilustrasi)
Foto: istimewa/tangkapan layar
Pengurus Kumpulan Penulis Satupena diminta membangun The City of Literature. Foto Ketua Umum Satupena, Denny JA. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Ketua Umum Persatuan Penulis Indonesia Satupena, Denny JA, menugaskan para pengurusnya membangun The City of Literature di wilayah masing- masing. Insiprasi ini didapat Denny dari  Unesco, PBB.

"Istilah itu untuk kota yang kaya dengan sumber daya literasinya,” kata Denny JA, dalam pesan whatsapp, Rabu (10/2/2022). Bertepatan dengan Hari Pers pada 9 Febuari 2022, Denny JA resmi melantik koordinator Satupena, di 34 provinsi.

Indonesia, menurut Denny, perlu versinya sendiri soal The City of Literature. Pengurus Satupena yang baru saja dilantik diminta ikut mengembangkan wilayahnya menjadi kota literasi. “Bayangkanlah  itu. Di 34 provinsi, dari Aceh hingga Papua, tumbuh kota penulis dan budaya kreatif,“ ungkap Denny.

Bersamaan dengan hidupnya dunia perdagangan dan sibuknya politik pemerintahan, kata Denny, di kota itu juga semarak dengan kegiatan para penulis. Di kota juga diwarnai aneka kegiatan budaya kreatif.

Denny berimajinasi tentang sebuah kota, saat melantik koordinator Persatuan Penulis Indonesia Satupena di 34 provinsi dan koordinator di tujuh pulau.  "Di taman kota, berkumpul beberapa orang membaca sajak. Mereka yang lalu lalang di sana, yang ingin rileks sejenak, menikmati baca puisi. Tak lupa mereka memberikan tips di nampan kecil,” ungkap Denny.

Ada beberapa perpustakaan di kota itu. Mulai dari remaja hingga warga senior ramai di perpustakaan. Mereka berbagi cerita dari buku yang baru saja selesai dibaca.

Setiap bulan, lanjut Denny, ada saia kegiatan dari Komunitas penulis di provinsi itu. Mereka mendiskusikan buku terbaru dan relevansinya bagi hidup mereka. Atau mereka membuat lomba menulis. Atau mereka membuat pameran buku kuno yang mempengaruhi kota mereka. "Kantong- kantong budaya kreatif juga tumbuh di sana. Di beberapa tempat, di pinggir jalan yang dibolehkan, ada yang bermain gitar dan bernyanyi,” kata Denny.

Denny mengaku senang melihat para koordinator yang dilantik adalah mereka yang sudah teruji dalam komunitas penulis. Denny meminta koordinator Satupena di 34 provinsi, mulai dengan mengembangkan WAG penulis di provinsi masing- masing. "Di setiap provinsi diupayakan terkumpul sekitar 100 penulis, minimal,” ungkapnya.

Mereka kemudian secepatnya membuat kegiatan yang menumbuhkan komunitas penulis di provinsi masing-masing. Kegiatan pertama yang Denny minta adalah deklarasi pengurus Satupena provinsi, dalam acara Buku dan Musik.

Mengenai pendanaan, Dennu mengatakan idealnya setiap provinsi, para pengurus dapat bertemu dengan dermawan di provinsi itu. Terutama mereka yang memiliki passion ingin ikut serta menumbuhkan kultur kreatif.

Denny juga akan menyumbangkan dana dari kocek pribadi untuk ikut menghidupkan komunitas penulis. Ia sudah menyumbang Rp.1 miliar untuk biaya awal menghidupkan komunitas penulis di 34 provinsi. “Ini bukan dalam maksud pamer, tapi ini agar juga memberi inspirasi bagai philantropis, dan pihak yang memiliki passion, untuk ikut berkontribusi,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement