Jumat 04 Feb 2022 04:28 WIB

Masih Ada Kusta di Antara Kita 

Masih ada enam provinsi dan 101 kabupaten/kota belum bebas dari kusta.

Aksi damai memperingati hari kusta internasional di Jakarta (ilustrasi).
Foto:

Salah satu daerah yang peduli akan pentingnya deteksi dini penderita kusta, adalah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas, Kalimantan Tengah. Pada akhir tahun lalu, Pemkab Kapuas, mengoptimalkan Puskesmas dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit kusta, salah satunya Puskesmas Melati bekerja sama dengan Pemerintahan Kelurahan Selat Utara, Kecamatan Selat.

"Kami beserta petugas dari Puskesmas Melati, melakukan pendataan terhadap warga di Rukun Tetangga (RT) 10, Kelurahan Selat Utara, yang bergejala awal mengarah ke penyakit kusta," kata Lurah Selat Utara, Rahmat M Noor di Kuala Kapuas.

Satu persatu rumah warga didatangi petugas untuk melakukan pendataan dan menanyakan beberapa gejala awal yang mengarah ke penyakit kusta. Apabila ditemukan gejala yang mengarah ke penyakit kusta, akan dilakukan penanganan dengan segera agar tidak menyebar.

Pendataan terhadap warga di Kelurahan Selat Utara dilakukan dalam rangka upaya pencegahan penyakit kusta. Selain itu, menindaklanjuti surat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas perihal pelaksanaan kegiatan ICF kusta dan Frambusia di Kabupaten Kapuas 2021.

"Warga di RT 10 Kelurahan Selat Utara, sangat menyambut baik kegiatan tersebut, untuk melakukan tindakan deteksi dini terhadap warga kami, sehingga dapat mengetahui kesehatan warga," katanya.

Harapannya, dengan dilaksanakan pendataan tersebut, warga di Kelurahan Selat Utara bisa terbebas dari penyakit kusta. Pencegahan dilakukan agar penyakit itu tidak sampai muncul.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, dan Puskesmas Melati yang telah melakukan pendataan awal terhadap warga di Kelurahan Selat Utara," ucap Rahmat M Noor.

Sementara itu, Rohani, salah satu warga RT 10 Kelurahan Selat Utara mengaku senang petugas kesehatan mengunjungi rumahnya untuk melakukan pendataan kesehatan masyarakat setempat. "Kami tentunya sangat menyambut baik pendataan ini, sehingga kami bisa tahu penyakit-penyakit yang diderita. Harapan kami, pendataan terhadap warga untuk kesehatan terus berlanjut," demikian Rohani.

Terpisah di Pulau Jawa, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo pun mendorong penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap para penyandang penyakit kusta di provinsi setempat.

"Untuk menghapus stigmatisasi dan diskriminasi tersebut diperlukan peran dari seluruh sektor," kata dia di Semarang, belum lama ini.

Ia mengungkapkan berdasarkan data pada periode 2019-2021, indikator capaian penanggulangan kusta di Jawa Tengah terus membaik. Namun, masih butuh peningkatan agar penyakit kusta benar-benar bersih.

"Tadi ada dua penyintas kusta kami minta bercerita bagaimana kondisi sakit, perawatan, peran pemerintah, serta respons keluarga dan masyarakat. Ternyata stigmatisasi masih ada sehingga diskriminasi sering muncul. Itu butuh literasi dan kita dorong untuk dihapuskan," ujarnya.

Sejauh ini, lanjut dia, dari 34 kabupaten/kota di Jawa Tengah, hanya menyisakan Kabupaten Brebes yang masih belum mencapai eliminasi. Menurut dia, Brebes merupakan satu daerah yang menjadi perhatian terkait penanggulangan penyakit kusta.

"Kami cek masih ada satu kabupaten di Jawa Tengah yaitu Brebes untuk didorong. Brebes itu memang gede banget dan complicated, maka mesti diberikan bantuan dari kelompok masyarakat terutama yang peduli kusta," katanya.

Orang nomor satu di Jateng itu berharap, stigma dan diskriminasi terhadap penyintas kusta bisa dihilangkan, maka dibutuhkan rekomendasi atau metodologi untuk memperbaiki. Dalam pelacakan dan pencarian kasus bisa menggunakan teknologi, juga lebih terbuka dengan berbagai media untuk pelaporan sehingga penyintas mau dan tidak malu untuk melapor.

"Kalau dulu kita mencari dan orang yang dicari tidak mau mengaku. Jauhi penyakitnya bukan orangnya karena penularan butuh intensitas tinggi, butuh jangka waktu lama dan intensitas ketemu tinggi," ujarnya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan penanggulangan kusta antara lain pencarian kasus yang lebih intens, komunikasi dengan masyarakat dan puskesmas untuk deteksi secara langsung.

"Pemerintahan sampai level desa serta RT/RW bisa melaporkan kasus. Deteksi dini memang perlu maka kita butuh memberikan indikator atau gejala awal sehingga bisa cepat diketahui," kata Ganjar.

 

photo
Doa Penangkal Wabah Penyakit - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement