Kamis 03 Feb 2022 20:39 WIB

Pascaviral di Medsos, Bumame Kena Tegur Satgas Covid-19

Bumame diminta mengaktifkan layanan pengaduan bagi pengguna jasanya.

Rep: Mabruroh/ Red: Indira Rezkisari
Tenaga kesehatan bersiap melakukan tes swab PCR kepada pasien melalui layanan tanpa turun dari kendaraan di Bumame Farmasi, Tajur, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021).
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Tenaga kesehatan bersiap melakukan tes swab PCR kepada pasien melalui layanan tanpa turun dari kendaraan di Bumame Farmasi, Tajur, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menegur Bumame Farmasi atas kekeliruan data hasil tes PCR. Wiku meminta Bumame Farmasi segera memperbaiki kesalahan tersebut dan mengaktifkan layanan pengaduan.

“Kesalahan teknis seperti ini baiknya dapat dievaluasi segera oleh pihak penyedia jasa tes, termasuk harus lebih aktifnya fitur layanan masyarakat (customer service),” ujar Wiku saat dimintai keterangannya, Kamis (3/1).

Baca Juga

Wiku mengingatkan, bahwa data hasil tes PCR sangat penting bagi pemerintah untuk menentukan langkah dan kebijakan yang akan diambil. “Hal ini menjadi penting karena data testing yang valid menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pemerintah terkait pengendalian Covid-19,” tegasnya.

Seperti diketahui, baru-baru ini beredar video yang menampilkan suara seorang perempuan sedang mengadu kepada petugas Bumame Farmasi. Suara perempuan yang belakang diketahui bernama Zakiah itu mengaku kecewa dengan pihak perusahaan Farmasi yang melayani Swab tes PCR dan Antigen itu.

Ia mengaku mendapatkan surat keterangan hasil tes PCR dari Bumame Farmasi yang dikirim ke alamatnya. Surat tersebut menyebutkan bahwa dirinya dinyatakan positif Covid-19.

Wanita tersebut nampak marah. Ia yang belum melakukan tes PCR namun sudah dikirim hasil tes oleh petugas Bumame Farmasi.

“Orang saya belum dateng kok sudah dikirimi hasil, terus dua-duanya positif lagi. Ini kan merugikan, saya besok mau terbang ke Bali nggak bisa dong, karena kalian sudah bikin hasil tes palsu,” ujarnya. “Ini parah sekali loh kesalahan kalian, saya kontak, saya kirim message complain di website kalian tidak ada jawaban sama sekali,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement