Jumat 28 Jan 2022 09:09 WIB

Kemenag Targetkan 34 Provinsi Jaring Penyiar Muda Menjadi Moderate Millennial Agent

Tahun 2022 ini ditargetkan bisa terlaksana di 10 provinsi.

Kementerian Agama menargetkan program Pembinaan Kompetensi Penyiar Agama Islam (PKPAI) dapat terlaksana di 34 provinsi. Tujuan PKPAI adalah untuk mencari penyiar menjadi Moderate Millennial Agent (MMA).
Foto: istimewa
Kementerian Agama menargetkan program Pembinaan Kompetensi Penyiar Agama Islam (PKPAI) dapat terlaksana di 34 provinsi. Tujuan PKPAI adalah untuk mencari penyiar menjadi Moderate Millennial Agent (MMA).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Agama menargetkan program Pembinaan Kompetensi Penyiar Agama Islam (PKPAI) dapat terlaksana di 34 provinsi. Tujuan PKPAI adalah untuk mencari penyiar menjadi Moderate Millennial Agent (MMA). 

Hal itu dikatakan Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kemenag, Syamsul Bahri saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (27/1/22).

Baca Juga

“Tahun 2021 PKPAI sudah dilaksanakan di 4 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Aceh, Jawa Tengah, dan Gorontalo. Insya Allah tahun 2022 ini kami targetkan bisa terlaksana di 10 provinsi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Subdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Sayid Alwi Fahmi mengatakan, saat ini sudah ada lima provinsi yang bersedia, namun pihaknya terus berkoordinasi ke daerah untuk menambah lima provinsi lagi.

“Jadi sebelum tahun 2024 mudah-mudahan PKPAI bisa selesai dilaksanakan di 34 provinsi. Maka nantinya, total ada 68 orang penyiar yang menjadi Moderate Millennial Agent di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Dikatakan Sayid, peserta PKPAI berusia 18-35 tahun terdiri dari dua orang, laki-laki dan perempuan dari tiap kabupaten/kota. “Misalnya Provinsi Aceh ada 23 kabupaten/kota, berarti ada 46 peserta yang akan mengikuti PKPAI, kemudian kami pilih dua orang peserta untuk menjadi MMA sebagai perwakilan dari Provinsi Aceh,” jelasnya.

Ia juga memastikan semua penyiar tersebut sudah terdaftar di Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) masing-masing. “Latar belakang penyiar tersebut juga beragam, ada yang dari radio dan televisi swasta, pemerintah, kampus, ormas, dan lainnya,” katanya.

“Setelah itu barulah kami pilih lagi dari semua peserta untuk menjadi MMA. Cara pemilihannya tidak serta merta secara acak, tapi berdasarkan kecakapan, keaktifan, dan kompetensi yang dimiliki peserta,” tegas Sayid.

Dikatakan Sayid Alwi, dalam gelaran PKPAI, pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya, seperti dari MUI, KPI, Influencer, dan Youtuber serta yang bergerak di media sosial.

“Materi-materi yang disampaikan juga beragam, mulai dari kompetensi keagamaan, penguatan moderasi beragama, personal branding, public speaking, problem solving, dan mengenal dunia penyiaran lebih mendalam hingga bagaimana mengatasi hambatan dalam membuat konten,” katanya.

Ia berharap, materi yang diberikan oleh para narasumber itu dapat diimplementasikan dengan baik, serta menambah kompetensi para penyiar.“PKPAI ini sebagai wadah memberikan ruang kepada penyiar milenial untuk meningkatkan kemampuannya, sehingga bisa menyampaikan konten siaran dengan lebih menarik untuk masyarakat,” ujarnya.

Sayid Alwi menambahkan, para penyiar memiliki ruang interaksi yang luas dengan masyarakat. “Maka MMA ini kami harapkan bisa menjadi influencer moderasi beragama, juga bisa ikut membantu menyosialisasikan program-program unggulan, baik di Bimas Islam maupun di Kementerian Agama secara umum,” kata Sayid Alwi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement