Senin 10 Jan 2022 13:35 WIB

Sekolah Aman, DKI akan Tetap PTM 100 Persen

PTM akan disesuaikan dengan keputusan PPKM level berikutnya dari pemerintah pusat.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ilham Tirta
Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di Jakarta (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah mengatakan, hingga kini pihaknya masih akan tetap memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di DKI Jakarta. Hal itu karena tidak ada aduan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

“Kita tetap melakukan PTM 100 persen, sambil menunggu keputusan mengenai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level berikutnya dari pemerintah pusat,” kata Taga saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (10/1).

Baca Juga

Dia menambahkan, selama PTM 100 persen berjalan di pekan kedua ini, evaluasi tetap dilakukan secara berkala berdasarkan hasil monitoring dari petugas di lapangan. Hal yang dievaluasi sejauh ini dari pihak dia adalah bagaimana meningkatkan optimalisasi pengawasan dalam melakukan dan menindak protokol kesehatan di kelas dan sekolah.

“Kedua, kita juga perlu tingkatkan koordinasi intensif lagi dengan pihak lain, seperti Satpol PP, camat dan lainnya,” lanjut dia.

Langkah itu, dikatakan dia, perlu dilakukan untuk mengantisipasi mobilitas anak saat pulang dari sekolah. Pasalnya, waktu di sekolah hingga kini masih terbilang singkat, sekitar enam jam. “Masih ada waktu senggang anak setelah pelajaran, dan itu perlu pengawasan juga,” jelas dia.

Dia mengatakan, jika ke depannya ada klaster sekolah ataupun kasus Covid-19, maka akan ditindak secara langsung. Kemungkinan terjadi klaster juga akan langsung ditindak dengan melakukan lockdown selama 14 hari. Sementara, jika nyatanya ada satu kasus yang dipastikan dalam satu kelas, penutupan kelas dilakukan selama lima hari.

“Dan kalau adanya klaster, penyebaran dan penularan, siswa dengan siswa atau guru, maka ditutup semuanya,” ucap dia.

Taga tak menampik, kasus penyebaran Covid-19 varian omicron sudah lebih dari 400 kasus. Namun demikian, pihaknya masih akan mengacu pada regulasi SKB empat Menteri soal pembelajaran tatap muka. Tetapi, jika PPKM di DKI naik ke Level 3, maka akan ada kebijakan baru yang membatasi volume kelas ke 50 persennya.

“Untuk saat ini belum ada evaluasi untuk dihentikan PTM 100 persen,” kata dia.

Anggota Komisi B dari Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak, juga berpandangan serupa. Menurut dia, kondisi pada saat ini memang tidak aman 100 persen terkait Covid-19 dan pembelajaran tatap muka. “Tetapi, PTM masih bisa berjalan dengan kondisi demikian,” katanya.

Ditanya kasus omicron dan Covid-19 DKI secara umum yang meningkat, Gilbert tak menampiknya. Tetapi, jumlah yang bertambah saat ini dinilai tidak semasif pekan lalu, meskipun penularan tetap harus menjadi perhatian.

“Walau demikian, kita tetap harus waspada, dan target vaksinasi harus berjalan terus. Anak-anak yang belum vaksinasi, harus segera divaksin, karena datanya jelas. Suntikan kedua juga harus dikejar untuk mencapai perlindungan yang lebih baik,” tuturnya.

Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN, Oman Rohman Rakinda, mengatakan, sejauh ini pelaksanaan PTM 100 persen di DKI berjalan lancar. Menurut pantauannya, anak-anak, tenaga pengajar hingga orang tua menggunakan protokol kesehatan (prokes) dengan baik.

“Saya berharap semangat menerapkan prokes tetap dijaga selama pandemi,” kata Oman yang juga Sekretaris Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta.

Oman meminta, agar ada edukasi pada para orang tua siswa soal penerapan prokes. Sehingga, kasus Covid-19 bisa terhindarkan di lingkungan sekolah. “Sejauh ini kasus Covid-19 di PTM memang belum ada,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement