Jumat 07 Jan 2022 14:43 WIB

Jatim Andalkan Operasi Pasar Stabilkan Harga Minyak Goreng

Pemprov Jatim mendistribusikan 77.312 liter minyak goreng sejak 14 Desember

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dan menstabilkan harga minyak goreng di tengah tingginya harga komoditas tersebut.
Foto: istimewa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dan menstabilkan harga minyak goreng di tengah tingginya harga komoditas tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku terus berupaya menjaga daya beli masyarakat dan menstabilkan harga minyak goreng di tengah tingginya harga komoditas tersebut.

Khofifah menyatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah menggencarkan operasi pasar. Lewat operasi pasar, kata dia, Pemprov Jatim setiap harinya mendistribusikan ribuan kantong minyak goreng, yang setiap kantongnya berisi 1 liter.

Minyak goreng tersebut, lanjut Khofifah, dibandrol dengan harga 14 ribu per kantong. Setiap pembeli diwajibkan membawa KTP sebagai syarat dengan maksimal pembelian dua kantong. Pemprov Jatim diakuinya telah mendistribusikan 77.312 liter minyak goreng sejak 14 Desember 2021 hingga 5 Januari 2022.

Saat ini harga pasaran minyak goreng berkisar antara Rp 18 ribu - 19 ribu per liter. Khofifah berharap, dalam waktu dekat terdapat program intervensi stabilisasi harga minyak goreng dari pemerintah pusat yang nantinya bisa sampai di tingkat konsumen dengan harga maksimal Rp. 14.000 per liter.

"Sehingga bisa lebih terjangkau dan meringankan masyarakat," ujar Khofifah, Jumat (7/1).

Khofifah mengatakan, kenaikan harga minyak goreng saat ini dipengaruhi oleh harga Crude Palm Oil (CPO) dunia yang naik menjadi 1.340 dolar AS per metrik ton. Kenaikan harga CPO ini menyebabkan harga minyak goreng ikut naik signifikan. Khofifah menyampaikan, saat ini Pemprov Jatim tengah menunggu pasokan minyak subsidi dari Pemerintah Pusat.

Khofifah juga memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar bahwa kenaikan harga minyak goreng memang terjadi secara global. Akan tetapi, pemerintah terus berupaya mencari solusi agar harga bisa kembali stabil. 

"Tidak hanya di Jatim saja. Di seluruh dunia mengalami (kenaikan). Saat ini kita masih menunggu pasokan dari pemerintah pusat. Harapannya minggu depan (minyak goreng subsidi) sudah bisa diakses masyarakat," ujarnya

Khofifah menyatakan, kenaikan harga minyak goreng ini juga turut menjadi pendorong terjadinya inflasi di Jatim pada Desember 2021. Selain minyak goreng, komoditas yang juga menjadi pendorong terjadinya inflasi adalah cabai rawit serta telur sehingga menjadi pemicu inflasi pada bulan yang juga mengalami peningkatan.

Dadang Kurnia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement