REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Bamukmin, menanggapi status pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean di Twitter sedang ramai mendapat sorotan publik karena menghina Allah. Ia mengusulkan Ferdinand pantas dihukum mati.
Novel menilai pernyataan Ferdinand di akun media sosialnya sudah dapat digolongkan penghinaan agama. Bahkan ia meyakini unsur penghinaan agama dalam pernyataan Ferdinand lebih terang-terangan ketimbang pernyataan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok beberapa tahun lalu.
"Terkait ocehan Ferdinand sudah sangat jelas dan terang sangat diduga kuat sudah melakukan penghinaan agama dan ini lebih jelas diksinya lebih dari Ahok karena tanpa penafsiran lagi langsung jelas-jelas menyebut kata Allah," kata Novel kepada Republika.co.id, Rabu (5/1).
Novel mendesak aparat kepolisian secepatnya meringkus Ferdinand dengan menggunakan dasar hukum delik umum. Ia meyakini Ferdinand pantas dijerat pasal 156a KUHP dan UU ITE. "Jangan lagi ada alasan bahwa tweet itu bukan milik Ferdinand atau dibajak atau apalah alasannya nanti karena ocehan Ferdinand sering membuat gaduh republik ini," ujar Novel.
Selain itu, Novel mengusulkan Ferdinand nantinya ditahan di sel isolasi bila sudah ditangkap. Sebab ia khawatir Ferdinand bisa saja jadi sasaran amukan para tahanan.
"Karena kalau ada urusan penghinaan agama semua akan marah baik yang di dalam penjara apalagi yang di jalanan. Yang jelas Ferdinand bisa mati oleh massa karena yang dihina agama Islam maka menurut syariat Islam tidak ada tebusannya kecuali hukuman mati," tegas Novel.
Baru-baru ini, Ferdinand membuat heboh setelah membuat status "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa Maha Segalanya". Gara-gara cicitan (tweet) tersebut, Ferdinand dituding sedang menistakan Tuhan bagi pemeluk agama Islam.
Ferdinand pun mengakui, kalau statusnya di Twitter @FerdinandHaean3 tersebut sedang ramai dibahas banyak orang. Dia pun merasa perlu memberikan klarifikasi mengapa sampai membuat cicitan seperti itu.
"Bahwa cicitan saya itu kisahnya saya tidak sedang menyasar kelompok tertentu, agama tertentu, orang tertentu, atau kaum tertentu, tetapi saya dalam kondisi down kemarin saya juga hampir pingsan, saya tidak perlu bercerita masalah saya," kata Ferdinand kepada Republika di Jakarta, Rabu (5/1).