Rabu 05 Jan 2022 21:06 WIB

Dinkes Surabaya Laporkan Kasus Jual Beli Vaksin Booster

Seorang warga mengaku ikut vaksin booster Sinovac dengan membayar Rp 250 Ribu

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas mempersiapkan vaksin Sinovac untuk vaksinasi Covid-19 (ilustrasi)
Foto: Antara/Adeng Bustami
Petugas mempersiapkan vaksin Sinovac untuk vaksinasi Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Kota Surabaya telah melaporkan dugaan sindikat jual beli vaksin booster berbayar dan ilegal di Kota Pahlawan ke Polrestabes Surabaya. Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, pelaporan dilakukan setelah adanya seorang warga yang mengaku mendapatkan vaksin booster berjenis Sinovac dengan membayar Rp 250 ribu.

”Terkait kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kota Surabaya telah melaporkan ke Polrestabes Surabaya dan saat ini ditangani Kasatreskrim Polrestabes,” kata Nanik, Rabu (5/1/2022).

Baca Juga

Saat ini, kata Nanik, pihaknya menunggu hasil penelusuran Polrestabes Surabaya. Dimana diakuinya saat ini kepolisian sedang melakukan penyidikan.

"Hasil penelusuran kasus tersebut menunggu hasil penelusuran kasus dari pihak Polrestabes dan menunggu hasil penyidikan dari pihak Polrestabes," ujarnya.

Ia pun memastikan, vaksin booster untuk warga saat ini masih belum dilakukan. Sebab, Pemkot Surabaya masih menunggu Surat Edaran (SE) dan petunjuk teknis (Juknis) dari pemerintah pusat. ”Sampai dengan saat ini, (vaksin booster) belum ada Surat Edaran dan petunjuk teknis terkait hal tersebut," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement