Selasa 04 Jan 2022 15:51 WIB

Disdik DKI: Siswa tak Ikut PTM Tetap Dianggap Masuk Sekolah

Di SKB empat menteri tidak ada pilihan kecuali PTM, Disdik DKI tetap beri pilihan

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Hiru Muhammad
Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1). Berdasarkan kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021 mengenai panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen mulai hari ini Senin (3/1).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1). Berdasarkan kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021 mengenai panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen mulai hari ini Senin (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kabid Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah, mengatakan, para orang tua dan siswa bisa tetap berhak memilih untuk tidak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). Hal itu, kata dia, menjadi kelonggaran dari Dinas Pendidikan DKI pada kekhawatiran para orang tua dan anak didik.“Walaupun, di SKB empat menteri tidak ada pilihan lain kecuali PTM. Disdik DKI tetap berikan pilihan,” kata Taga kepada Republika, Selasa (4/1).

Dia menambahkan, anak didik yang tidak ikut PTM dianggap tetap masuk, asalkan mengikuti pendidikan secara daring. Menurut dia, hal itu bisa dilakukan selama ada komunikasi kondisi kesehatan anak atau kekhawatiran orang tua.“Atau istilahnya belum yakinlah dengan PTM, boleh dikomunikasikan dengan sekolah. Tidak ada bolos, semua anak punya ruang yang disediakan untuk pembelajaran,” kata dia.

Baca Juga

Ditanya rekomendasi IDAI untuk tidak mengadakan PTM 100 persen bagi anak di bawah enam tahun, Taga tak menampiknya. Menurutnya, pendapat dari para ahli memang perlu dipertimbangkan juga.“Namun, perlu diingat, PTM semester kemarin juga melibatkan TK,” jelas dia.

Ditanya cakupan data vaksinasi anak usia 6-11 tahun, Taga menyebut ada peningkatan sejauh ini. Menurut dia, hingga Senin (3/1) kemarin, ada 50,02 persen atau sekitar 365 ribu anak usia 6-11 tahun yang telah divaksinasi.“Dan hari ini juga tentu akan bertambah lagi,” jelas dia.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement