REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam opini publik bertajuk “Prospek Partai Politik dan Calon Presiden: Kecenderungan Perilaku Politik Pemilih Nasional”.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo paling disukai oleh pemilih Indonesia. Hal ini dituliskan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) saat merilis secara daring pada Selasa (28/12/21) di Jakarta lalu.
SMRC mengungkapkan, pelaksanaan surve ini dilakukannya pada 8-16 Desember 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung. Pada jumlah sample awal 2420 yang dipilih secara acak (multistage random sampling) dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah.
Dari hasil tersebut diperoleh response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 2062 atau 85 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).
Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, dalam presentasinya mengemukakan bahwa, di antara 17 nama tokoh, Ganjar Pranowo paling disukai. Bahkan dari yang tahu, ada 86 persen yang menyatakan suka pada Ganjar. Tingkat kesukaan publik pada Ganjar ini jauh di atas Prabowo (disukai 71 persen dari yang tahu). Sementara Anies Baswedan sebesar 74 persen.
Lebih lanjut Abbas menjelaskan, dengan keadaan tersebut akan membuat Ganjar lebih unggul ketika kedikenalannya naik secara signifikan. Dalam survei ini ditemukan bahwa, tingkat kedikenalan Ganjar Pranowo masih di sekitar 67 persen, sementara Prabowo Subianto sudah 96 persen, dan Anies Baswedan sebesar 86 persen.
Dari Oktober 2020 ke Desember 2021, awareness atau kedikenalan pada Ganjar naik dari 54 persen menjadi 67 persen (naik 13 persen).
“Peningkatan awareness ini yang membuat elektabilitas Ganjar naik paling signifikan karena Ganjar adalah tokoh yang paling disukai,” papar Abbas.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Laskar Ganjar-Puan, H Mochtar Mohamad, mengatakan pada survei SMRC Desember 2021 di basis Gerindra Jawa Barat tergeser oleh PDI Perjuangan dan Golkar yang pada saat 2019 memimpin.
"Pada Pileg 2019 PDI Perjuangan 14,3 persen naik 20,3 persen Desember 2021. Pileg 2019, Golkar 13,3 persen naik 16,7 persen Desember 2021, sedangan Pileg 2019, Gerindra 17,6 persen turun 15,8 persen," katanya.
Di sisi lain, kurva naik Ganjar-Puan tidak akan terbendung lagi karena dianggap PDI Perjuangan berhasil dalam proses kaderisasi dan penataan organisasi.
"Pasangan Ganjar-Puan dianggap mampu membangun Konstruksi Indonesia Berdikari yang fondasinya sudah dimulai Presiden Jokowi," terangnya.
Dia, menambahkan, Ganjar mampu menjadi magnet swing voter, Puan Maharani mampu mengelola strong voter PDI Perjuangan. Apalagi kalau Ganjar Pranowo diangkat di Kabinet Jokowi pada 2022.
"Sedangkan pesaing utamanya Anies Baswedan selesai masa jabatannya di 2022 dan Prabowo Subianto terjebak di kabinet Jokowi yang secara politik sulit bergerak," kata dia.