REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira, mengatakan bahwa partainya tak terburu-buru dalam mengumumkan sosok calon presidennya (capres). Menurutnya, pengumuman capres yang terlalu cepat berpotensi menimbulkan sejumlah polemik.
"Buat kami PDIP soal kapan pengumuman itu akan jadi penting karena saat mengumumkan terlalu cepat akan menimbulkan pro dan kontra di dalam," ujar Andreas dalam sebuah diskusi daring, Selasa (28/12).
Polemik yang terjadi akibat pengumuman capres dinilainya dapat mengganggu pemerintahan Presiden Joko Widodo. Adapun PDIP menilai bahwa kinerja Jokowi yang baik dapat menguntungkan PDIP jelang 2024.
"Legacy pemerintahan pak Jokowi mengatasi pandemi, berjalannya pemerintahan secara baik, program pemerintahan terlaksana denganbaik dengan berbagai tantangan ini jadi masukan publik," ujar Andreas.
PDIP, kata Andreas, merupakan penentu dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Mengingat perolehan suara partai berlambang kepala banteng itu sudah mencukupi untuk mengusung capresnya sendiri.
"Kotak pandora ada di PDIP untuk saat ini. Saya kira teman-teman lain partai-partai lain menunggu PDIP akan mencalonkan siapa," ujar Andreas.
Ia juga menjelaskan bahwa PDIP menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkan sosok capres yang akan diusungnya di 2024. Adapun penunjukkannya merupakan kewenangan penuh dari Megawati Soekarnoputri.
"Ruang itu sangat panjang sehingga bisa setahun sebelumnya, tiga bulan sebelumnya diumumkan karena politik juga momentum bagaimana kita pada waktu tepat pada momentum tepat mengumumkan itu menjadi calon definitif dalam proses pencapresan," ujar Andreas.