Senin 27 Dec 2021 16:27 WIB

TNI AD Fokus Selidiki Motif Pembuangan Sejoli Nagreg

Pemecatan anggota TNI terlibat pembuangan korban tabrakan Nagreg tunggu peradilan.

Seorang keluarga dari almarhumah Salsabila menunggu kedatangan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman di rumah duka di Desa Ciaro, Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengunjungi rumah duka serta berziarah ke makam kedua korban tabrak lari yang diduga melibatkan oknum TNI AD.
Foto:

Etes Hidayatullah (54), ayah Handi, saat ditemui di Kampung Cijolang, Desa Cijolang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, pada Senin (27/12), mengaku masih dibayang-bayangi insiden yang menewaskan putranya. Ia bercerita Handi memiliki cita-cita menjadi prajurit TNI.

"Handi dalam tiga hari terakhir (sebelum kejadian), mengundurkan diri dari sekolah. Padahal, karena dia tinggi, Handi ingin jadi ABRI (TNI). Itu cita-citanya," kata Etes.

Menurut dia, keluarga sangat mendukung cita-cita Handi menjadi TNI. Karena itu, keluaga tak rela remaja yang masih duduk di kelas 2 SMK itu mengundurkan diri dari sekolah. Namun, anaknya itu tetap ingin berhenti sekolah.

Saat kejadian tabrakan, 8 Desember 2021, Etes mengaku sedang bekerja di wilayah Soreang, Kabupaten Bandung. Ketika itu, ia mendapat kabar dari anak pertamanya bahwa Handi mengalami kecelakaan di wilayah Nagreg, Kabupaten Bandung, saat mengendarai motor memboncengi pacarnya, Salsabila (14).

Mendapat kabar itu, Etes inisiatif langsung pulang ke rumahnya di Limbangan, Garut. Sementara istri bersama anaknya yang lain, mencari keberadaan Handi ke sejumlah rumah sakit, lantaran berdasarkan keterangan warga di lokasi kejadian anaknya dibawa oleh mobil yang menabraknya.

"Saya pulang dari tempat kerja, sampai rumah jam 10 malam. Istri saya sedang mencari ke rumah sakit rumah sakit di Garut sampai Cicalengka. Jam 02.00 baru pulang. Tidak ada informasi," kata dia.

Pencarian tak berhenti sampai itu. Pada Kamis (9/12), Etes yang bertugas mencarinya. Ia mengelilingi sejumlah rumah sakit di Garut. Namun, informasi tentang keberadaan anaknya tetap nihil.

Menurut dia, pencarian terus dilakukan hingga 16 Desember. Namun, hari itu anak pertamanya menerima kabar mengenai penemuan sesosok mayat tanpa identitas di Sungai Serayu. Dalam keterangannya, ciri-ciri yang ada pada sosok mayat itu sama persis mengarah kepada Handi.

"Di situ ada baju, celana, gesper, sepatu, sama semua. Bahkan aksesoris emas imitasi sama semua. Giginya juga gingsul. Saya percaya itu anak saya," kata dia.

Usai ditemukan, jenazah Handi sempat diautopsi. Setelahnya, jenazah dibawa ke rumah duka di Kabupaten Garut.

Etes mengatakan, jenazah sampai di Garut pada Ahad (19/12) sekitar pukul 00.00 WIB. Ketika sampai, jenazah langsung dimakamkan pada dini hari.

Menurut Etes, belum ada hasil dari autopsi tersebut. Namun, berdasarkan informasi yang didapatinya, Handi belum meninggal saat ditabrak.

"Saya juga melihat sekilas hasil forensik, anak saya dibuang masih hidup. Karena di paru-paru ada air dan pasir. Saya pikir waktu kejadian itu dibawa ke rumah sakit atau ditolong sama orang. Ternyata kenyataannya begini," kata dia, sambil berusaha menahan air matanya.

Etes mengatakan, keluarga sudah ikhlas dengan meninggalnya anak keempat dari lima bersaudara itu. Namun, ia tetap ingin pelaku penyebab meninggalnya Handi dihukum.

"Ini kan negara hukum. Kami inginnya pelaku dihukum yang seadil-adilnya," ujar dia.

Katanya, keluarga tak berharap banyak atas kejadian itu. "Harapan keluarga tidak banyak, tidak muluk-muluk. Anak saya sudah tidak ada. Di sini kan negara hukum, saya minta pelaku dihukum seadil-adilnya," kata dia.

photo
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kedua kanan) bersama orang tua korban menabur bunga di makam almarhumah Salsabila saat berziarah di Kampung Tegal Lame, Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Senin (27/12). Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengunjungi rumah duka sekaligus berziarah ke makam almarhum Handi Harisaputra dan almarhumah Salsabila, korban tabrak lari yang diduga melibatkan oknum TNI AD. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement