REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Target penyuntikan 14.000 dosis vaksin yang dipasang oleh Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Sulawesi Utara (Sulut) ke sejumlah daerah terpencil di kabupaten-kota disebut telah tercapai. Diharapkan, hal tersebut dapat meningkatkan kekebalan kelompok, terutama di saat varian Omicron muncul.
"Dengan gencarnya kegiatan vaksinasi Binda Sulut, diharapkan mampu meningkatkan kekebalan kelompok atau herd immunity. Terlebih saat ini terdapat varian baru Omicron yang penyebarannya lebih cepat dari varian Delta," ujar Kabinda Sulut, Laksamana TNI Adriansyah, lewat keterangan tertulis, Selasa (21/12).
Andriansyah mengatakan, capaian vaksinasi yang sudah melampaui target merupakan hasil kerja sama Binda Sulut dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten-Kota Sulut. Karena itu dia mengapresiasi usaha yang sudah dilakukan oleh timnya dan tim tenaga kesehatan dari Dinkes terkait.
“Apresiasi kepada tim vaksin Binda Sulut bersama tim nakes dari Dinkes Kabupaten Kota di Sulut, dari mulai vaksinasi tahap pertama hingga giat vaksinasi lanjutan,\" ujar dia.
Capaian target yang telah terpenuhi itu, kata dia, juga merupakan usaha jajarannya dalam menggencarkan vaksinasi secara door to door atau pintu ke pintu menuju wilayah-wilayah terpencil. Dalam prosesnya pun tim vaksinator terus berupaya melakukan vaksinasi hingga wilayah kepulauan terluar dan hingga larut malam.
"Kegiatan vaksinasi dilakukan sampai pelosok perkampungan, wilayah kepulauan terluar bahkan hingga larut malam" terang dia.
Andriansyah berharap masyarakat yang sudah mengikuti program vaksinasi diharapkan mempunyai kekebalan tubuh yang kuat. Terlebih, varian baru Covid-19 bernama Omicron telah muncul di Tanah Air.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melacak asal muasal masuknya virus corona varian omicron ke Indonesia. Hasilnya, diduga kasus pertama berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021 lalu.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, menjelaskan, pelacakan dilakukan usai pria berinisial N, seorang petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, diketahui terinfeksi varian omicron pada 15 Desember. N adalah orang pertama di Indonesia yang diketahui terjangkit varian omicron.
Padahal, N tak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri. "Sehingga dapat disimpulkan bahwa N tertular dari WNI yang datang dari luar negeri, yang melakukan karantina di Wisma Atlet," kata Nadia dalam siaran persnya, Ahad (19/12).
Berangkat dari kesimpulan itu, lanjut Nadia, pihaknya lalu mengecek ulang data WNI positif Covid-19 dari luar negeri yang dirawat di Wisma Atlet, selama 14 hari terakhir. Tercatat ada 169 WNI dengan kriteria tersebut pada rentang waktu 24 November hingga 3 Desember 2021.
"Selanjutnya dilakukan tracing dengan hasil satu orang berinisial TF, probable dengan kemungkinan besar tertular Omicron,\" kata Nadia. Dia menyebut, TF kemungkinan besar adalah indeks case (kasus pertama) omicron di Indonesia.
TF (21 tahun) merupakan WNI yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021. Kini, TF sudah sembuh karena hasil tes PCR-nya menunjukkan hasil negatif.