Senin 20 Dec 2021 14:26 WIB

Hari Bela Negara dan Refleksi Perjuangan-Pemikiran Sjafruddin Prawiranegara

Sjafruddin Prawiranegara adalah tokoh generasi awal pembuka wawasan ekonomi Islam.

Sjafruddin Prawiranegara, Sang Penyelamat Republik.
Foto:

Oleh : M. Fuad Nasar, Sekretaris Direktorat Jenderal Bimas Islam

Pejuang Tanpa Pamrih

Sjafruddin Prawiranegara lahir di Anyar Kidul Banten 28 Februari 1911. Ayahnya Raden Arsjad Prawiraatmadja, Camat di zaman Hindia Belanda. Ia memiliki garis keturunan ibu dari Pagaruyung Sumatra Barat.

Riwayat pendidikan, setelah tamat ELS (Europeesche Lagere School) Serang dan MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Madiun dan AMS (Algemene Middelbare School) Bagian A di Bandung. Ia menempuh pendidikan tinggi di RHS (Rechts Hogeschool, Sekolah Tinggi Hukum) Jakarta hingga meraih Gelar Meester in de Rechten (Mr) tahun 1939.

Setelah zaman kemerdekaan, Sjafruddin diangkat menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Selain itu ia pernah menjabat Menteri Keuangan, Menteri Pertahanan dan Menteri Kemakmuran. Sjafruddin menjabat Presiden De Javasche Bank yang terakhir dan sekaligus Gubernur Bank Indonesia pertama.  

Sjafruddin punya andil besar dalam proses lahirnya mata uang Republik Indonesia. Ajib Rosidi dalam buku biografi Sjafruddin Prawiranegara Lebih Takut Kepada Allah SWT (Jakarta: Inti Idayu Press, 1986) mengungkapkan Sjafruddin merupakan pencetus gagasan tentang pencetakan uang Republik Indonesia.

Ia sebagai Menteri Keuangan meyakinkan Wakil Presiden Mohammad Hatta mengenai pentingnya pembuatan mata uang sendiri. Semula ada kekhawatiran bahwa dunia internasional akan menuduh Republik Indonesia sebagai pemalsu uang dan bisa ditangkap oleh pihak Belanda.

ORI (Oeang Republik Indonesia) mulai berlaku sebagai alat pembayaran yang sah mulai 30 Oktober 1946. Emisi pertama uang kertas ORI ditanda-tangani Mr. A.A Maramis, Menteri Keuangan sebelum Sjafruddin Prawiranegara. Karena itu, sangat tepat apabila negara mengeluarkan mata uang kertas rupiah bergambar Pahlawan Nasional dan Ketua PDRI Mr. Sjafruddin Prawiranegara.

Prof Dr George Mc Turnan Kahin dari Cornell University Amerika Serikat menilai Mr. Sjafruddin Prawiranegara adalah sosok yang mempunyai integritas sangat utuh atau solid integrity. Sementara itu Dr. Remy Madinier, pengamat asing tentang sejarah modern Indonesia pernah mengulas sekitar babak akhir PDRI dengan mencatat kemunculan tiga tokoh Masyumi dalam episode terakhir revolusi kemerdekaan itu sebagai penanda lahirnya generasi para negarawan. Sjafruddin Prawiranegara menjadi penyelamat Republik, Mohamad Roem memimpin perjuangan diplomatik, dan Mohammad Natsir mengakurkan keduanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement