Rabu 15 Dec 2021 15:06 WIB

Luhut: Pandemi Paksa Indonesia Reformasi Sektor Kesehatan

Luhut mengakui, farmasi termasuk industri dengan prosedur standar yang rumit.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Manko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: KLHK
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Manko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pandemi Covid-19 telah memaksa Indonesia untuk melakukan reformasi di berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan. Pasalnya, saat menghadapi Covid-19 sejak tahun lalu, Indonesia harus mengandalkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan farmasi dan alat medis.

"Momentum Covid-19 telah memaksa Indonesia untuk secara masif melakukan transformasi ke berbagai sektor, termasuk layanan dan industri kesehatan. Indonesia harus bisa memproduksi berbagai alat kesehatan dan Obat-obatan di dalam negeri," kata Luhut dalam The 9th US-Indonesia Investment Summit yang digelar secara daring dan dipantau dari Jakarta, Rabu (15/12).

Baca Juga

Menyadari tingginya ketergantungan pada asing, kata Luhut, Presiden Jokowi pun menginstruksikan seluruh menterinya untuk bisa melakukan transformasi di sektor kesehatan. Pemerintah, lanjut Luhut, mulai melakukan perbaikan dengan meningkatkan kapasitas laboratorium untuk pengetesan, pasokan oksigen, hingga pengadaan obat-obatan baik dari dalam maupun luar negeri.

"Pemerintah juga terus mendorong produksi vaksin dan farmasi yang memproduksi obat terapi untuk Covid-19 di Indonesia," kata mantan Kepala Staf Presiden itu.

Luhut mengakui, industri farmasi termasuk industri dengan prosedur standar yang rumit. Terlebih dengan kapasitas teknologi dan ahli yang terbatas. "Maka, pemerintah sudah menyediakan beberapa insentif untuk investor di industri farmasi berupa tax holiday, kemudahan perizinan dan kepastian pengadaan pemerintah yang sesuai dengan syarat kandungan lokal (Tingkat Komponen Dalam Negeri/TKDN)," katanya.

Luhut menuturkan, insentif lain yang disiapkan juga termasuk super tax reduction untuk pembangunan pusat riset dan pengembangan di industri farmasi. "Dengan penduduk hampir 280 juta jiwa dan ukuran ekonomi yang besar, saya rasa pusat riset di Indonesia akan sangat penting," ujar Luhut.

Menurut dia, kondisi penularan Covid-19 di Indonesia saat ini sudah jauh membaik dibandingkan pertengahan 2021, di mana kasus harian mencapai puluhan ribu per hari. Dia pun memastikan dengan kapasitas yang ada, mulai dari ruang perawatan, oksigen, maupun obat-obatan, kondisi Indonesia kini jauh lebih baik.

"Kami tidak berharap situasi di Juli (puncak Covid-19) terjadi lagi, tapi kalau pun terjadi kondisi di Indonesia sekarang sudah jauh lebih baik," kata Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement