Ahad 12 Dec 2021 15:50 WIB

Ada Sekolah Kampung di Merauke

SED menyasar anak muda Papua dan Maluku agar  menjadi pelopor gerakan penyelamatan hu

Suasana kelas Sekolah Kampung di Kampung Bupul, Distrik Elikobel, Kabupaten Merauke.
Foto:

photo
Anak-anak muda Merauke menggalang dana untuk banjir rob akibat abrasi pantai di Distrik Waan, Kabupaten Merauke, Ahad (12/12). - (Dokumentasi Susana Florida.)

 

Sekolah Kampung di Merauke merupakan bagian dari program Eastern Indonesia Forest Facility (EIFF) kerja sama Econusa (Jakarta), INSIST (Yogyakarta), dan Caritas (Merauke). Caritas punya wilayah kerja dan tempat, Econusa menyusun program, INSIST menyiapan kurikulum sekolah dan tenaga pendidikan. Mitra Aksi dari Jambi turut membantu menurunkan tim pengajarnya. Sekolah Kampung ini ada dua kelas, yaitu kelas pertanian organik dan kelas penyusunan basis data. 

Ada 10 kampung yang mengirimkan kadernya untuk belajar di Sekolah Kampung selama 16 hari plus pendampingan setelahnya. “Dari 10 kampung itu, tinggal tujuh kampung yang terus jalan. Kampung Erambu di Distrik Sota di perbatasan Papua-PNG bahkan sudah bisa menggerakkan sembilan janda dalam program pertanian organik,” ujar Hary.

Untuk kelas penyusunan basis data, ada dua kampung yang kemudian dijadikan proyek unggulan dalam menyusun system informasi kampung. Kedua Kampung itu Matara di Distrik Semangga (sekitar 26 kilometer dari Merauke), dan Bupul di Distrik Elikobel (sekitar 180 kilometer dari Merauke).

Kader Sekolah Kampung ini memang diharapkan kembali dan aktif di desanya sebagai penggerak. Hary menyebutkan, ada beberapa kader yang kemudian diangkat menjadi aparat kampung, karena begitu selesai pendidikan, di kampung mereka terpilih kepala kampung yang baru.

“Sekolah Kampung mendorong kemandiran di level kampung dengan memanfatkan hal yang dimiliki di kampung untuk bisa mengelola sumber daya alam berkelanjutan lewat Sekolah Transformasi Sosial,” ujar CEO Econusa Bustar Maitar pada Februari 2021.

 

Kalau untuk kader SED, diharapkan menjadi penggerak di daerahnya. “Berbagi ilmu seputar hutan dan lingkungan kepada pelajar dari SD hingga perguruan tinggi dan kepada masyarakat pada umumnya dan aktif melakukan kegiatan-kegiatan seputar hutan dan lingkungan,” jelas Susan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement