REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Priyantono Oemar
Mereka berkumpul di Taman Libra di seberang Masjid Al Aqsa, Merauke. Sabtu (27/11) malam itu, Susana Florika Marianti Kandaimu –yang akrab dipanggil Susan-- mengajak beberapa rekannya bertemu dengan Bertho Yekwam yang datang dari Jayapura.
Susan merupakan peserta School of Eco Diplomacy (SED) tingkat menengah yang diadakan secara daring oleh Yayasan Econusa pada Oktober 2020. Sebelumnya, ia telah mengikuti SED tingkat dasar. Sambil menikmati sagu bakar di Taman Libra malam itu, Susan bertemu dengan beberapa diplomat lingkungan (ecodefender) peserta SED tingkat dasar.
“Berbagi cerita seputar kegiatan ecodefender Jayapura kepada teman-teman ecodefender Merauke agar tetap bersemangat melakukan kegiatan lingkungan di Merauke, tetap bersemangat berkarya untuk hutan dan laut Papua,” tutur Susan. Susan yang juga mengampu acara Mengupas Cerita (Mace) Papua di RRI Pro-2 Merauke setiap Sabtu pagi, mengoptimalkan acaranya untuk mengupas permasalahan hutan dan lingkungan Papua.
SED menyasar anak-anak muda Papua dan Maluku agar mereka menjadi pelopor gerakan penyelamatan hutan, sekecil apa pun yang bisa mereka lakukan. Malam itu, Bertho bercerita pengalamannya melakukan aksi-aksi lingkungan di Jayapura.
“Kita sebagai anak muda Papua harus bersuara melihat permasalahan lingkungan di Papua, untuk teman-teman ecodefender Merauke, permasalahan lingkungan di Papua selatan,” ujar Bertho. Malam itu, Bertho mendengar rencana para ecodefender Merauke yang tergugah melakukan penanaman mangrove dengan melibatkan masyarakat pada awal 2022 untuk mencegah abrasi.
Di komunitas lain di Papua, Econusa juga mendukung kelangsungan Sekolah Kampung yang sudah dijalankan di Kabupaten Merauke. “Pada umumnya, Sekolah Kampung seperti yang beberapa kali saya lihat, tujuannya meningkatkan kapasitas masyarakat di kampung-kampung dengan materi seperti pemetaan wilayah dan pertanian organik,” ujar Susan.
Khusus di Merauke, Sekolah Kampung memiliki makna penting karena Merauke berada di wilayah perbatasan dan sudah banyak investasi besar masuk. Deretan nama-nama investor besar yang sudah membuka hutan Merauke disebut satu per satu oleh Manajer Program Caritas Hary Woersok. “Kegiatannya eksploitatif, kejar pertumbuhan lupa keseimbangan ekologi,” ujar Hary.