Kamis 02 Dec 2021 19:22 WIB

Tiga Warna di Lukisan Abstrak dan Dua Pintu Emil Menuju 2024

Ridwan Kamil semakin terbuka mengungkapkan kesiapannya berkontestasi di Pilpres 2024.

 Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat mencicipi Coletot yang merupakan perpaduan makanan khas Jabar, colenak, dan makanan khas Yogyakarta, gatot, di Jogja Museum Nasional, DI Yogyakarta, Rabu (1/12). Dalam rangkaian kunjungannya di Yogyakarta, Ridwan Kamil mengungkapkan keseriusannya ikut berkontestasi di Pilpres 2024. (ilustrasi)
Foto: Rizal FS/Biro Adpim Jabar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat mencicipi Coletot yang merupakan perpaduan makanan khas Jabar, colenak, dan makanan khas Yogyakarta, gatot, di Jogja Museum Nasional, DI Yogyakarta, Rabu (1/12). Dalam rangkaian kunjungannya di Yogyakarta, Ridwan Kamil mengungkapkan keseriusannya ikut berkontestasi di Pilpres 2024. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arie Lukihardianti, Febrianto Adi Saputro, Wahyu Suryana, Antara

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, semakin terbuka mengungkapkan kesiapannya berkontestasi di Pilpres 2024. Melalui sebuah karya lukisannya di Jogja National Museum (JNM), Emil memberikan isyarat siap diusung pada Pilpres 2024.

Baca Juga

"Ini perjalanan 2024, apakah merah, apakah (melalui) pintu hijau, pintu kuning, pintu biru hanya Allah yang menentukan," kata Emil sembari menunjuk lukisan karyanya seusai pembukaan pameran "Jabar Motekar" di JNM, Yogyakarta, Rabu (1/12).

Sebuah lukisan abstrak yang memuat goresan warna merah, biru, hijau, serta kuning itu ia buat secara spontan saat membuka pameran yang menampilkan 20 lukisan karyanya mulai 1-7 Desember 2021. Saat ditanya ihwal warna yang dominan dengan merujuk lukisannya, Emil menyebut warna hijau lebih dominan dibandingkan warna lainnya.

"Hijau sebenarnya (dominan) sama sedikit merah," ucapnya.

Emil, sapaan akrab Ridwan bahkan menyebut, dirinya akan mendaftarkan diri sebagai anggota salah satu partai politik (parpol) pada tahun depan.

“Saya akan istikharah tahun depan masuk partai. Doakan saja,” ujar Emil.

Saat tampil di acara Future Leader yang digelar Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (2/12), Emil kembali mendapatkan pertanyaan apakah dirinya akan mencalonkan diri dalam Pilpres 2024 mendatang. Menurutnya, pilihan politiknya ke depan berlandaskan realita dan dua pilihan.

Pintu pertama melanjutkan periode dua, karena ia gubernur baru periode satu. "Kalau saya pilih kiri, 2024 saya ikut Pilgub lagi. Atau pintu kedua, kepemimpinan nasional. Karena kan Pak Jokowi selesai dalam dua periode,” ujar Emil.

Emil mengatakan, dirinya akan selalu mendapatkan pertanyaan terkait Pilpres 2024. Karena publik bertanya siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan usai Jokowi. Maju dalam kontelasi nasional, membutuhkan tiga modal besar, yakni elektabilitas dan popularitas, dua logistik, lalu ketiga partai yang dalam sistem demokrasi menjadi kendaraan untuk maju.

“Dua modal itu saya belum punya. Duit tidak ada, partai juga belum. Yang saya miliki sekarang elektabilitas dan kesukaan,” katanya.

Menurutnya, karena belum memiliki modal logistik dan berpartai, dirinya saat ini tengah meningkatkan kinerja. Jika upaya ini direspons partai politik dengan meminangnya untuk maju, Emil memastikan pihaknya tidak akan menolak.

“Tapi politik tahu diri itu, saya harus tahu diri, anda itu siapa? Diusung partai belum pasti, kalau nggak [dipinang] saya tahu diri. Kalau tidak ada partai, saya akan melanjutkan menjadi gubernur. Tapi kalau ada partai butuh tokoh elektabilitas yang lumayan, saya dihitung, saya bismillah,” paparnya.

Berdasarkan hasil survei beberapa lembaga, Emil masuk ke dalam capres alternatif potensial untuk 2024. Terbaru, Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP) bekerja sama dengan Rectoverso Institute lewat survei pada 18-24 November 2021, menyatakan, sebanyak 34,56 persen responden menyarankan Emil mengikuti kontestasi Pilpres 2024. Sementara, 28,99 persen responden lainnya, menyarankan Emil mengikuti Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar untuk periode kedua.

Terkait posisi capres atau cawapres, sebanyak 29,33 persen responden menilai Ridwan Kamil tepat menempati posisi cawapres. Dan 28,32 persen responden lainnya menilai Emil tepat menempati posisi capres.

Terkait hasil survei yang naik turun, Emil yakin bahwa dukungan itu dari akumulasi kerja. Emil pun mengapresiasi berbagai dukungan yang datang dari berbagai kalangan agar dirinya maju dalam kontestasi di level pilpres. Sebaliknya, kata dia, jika ada kritik atau bentuk apresiasinya tidak baik, maka Ia akan menjadikannya sebagai bahan evaluasi.

“Saya tiap hari memperbaiki diri. Apakah survei jelek, saya evaluasi, kalau bagus, apanya yang bagus. setiap hari harus ada perbaikan,” katanya.

Oleh karena itu, Emil enggan memikirkan mengenai soal siapa yang akan menjadi pasangannya nanti jika jadi berkontestasi untuk Pilpres 2024 nanti. Begitu juga, dengan posisi siapa yang menjadi capres atau cawapres.

“Pelajaran dua kali pilkada, pengantin itu ibarat Siti Nurbaya semua. Tidak pernah saya bisa memilih. Saya manut dengan perjodohan oleh situasi. Setelah dinikahkan, baru belajar mencintai. Yang ngatur jodoh itu bukan si pengantinnya, tapi diatur koalisi,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement