Rabu 01 Dec 2021 11:56 WIB

ASN Manusia Vs ASN Robot: Pakar: Ini Kompetisi

Kompetisi menjadi daya saing manusia antisipasi gempuran teknologi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Diskusi Publik
Foto:

Gempuran teknologi

Untuk mengantisipasi gempuran teknologi, kata dia, para ASN harus meningkatkan kompetensinya. Saat ini, setiap lembaga dan kementerian harus memiliki standar kompetensi teknis. 

Selain itu, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan program dan kebijakan untuk meningkatkan kompetensi ASN. Misalnya dengan ASN unggul, Smart ASN, dan lainnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Puslatbang PKASN, Hari Nugraha S.E., M.P.M. Menurutnya, AI tidak serta merta akan menggantikan ASN dengan mesin.

"Soal AI, saya melihatnya lebih diterjemahkan dalam proses percepatan pengembangan kompetensi atau SDM. Hal ini pun tidak secara spesifik langsung berdampk ke pekerjaan ASN," kata Hari.

Jadi, kata dia, AI itu bagaimana mengemas sebuah proses yang sifatnya digital. ASN, tinggal masuk ke aplikasi. Mengembangkan.

"Dengan aplikasi tersebut pola kerja ASN berubah, mereka tetap bisa bekerja dimanapun," katanya. 

Terkait merit sistem, menurut Hari, sistem ini untuk menyelenggarakan pengembangan komptensi ASN yang terukur. "Merit sistem itu kita berasumsi mengisi jabatan lebih obeyktif. Itu yg pertama. Kan perlu kepastian ASN itu unggul dari kopetensi yang dia punyai dan kinerja. Dua hal itu yg kita ukur," katanya.

Menurutnya, kalau suatu daerah sudah punya merit sistem tidak usah ada seleksi jabatan karena pegawainya sudah ada ukurannya. Mereka mempunyai formulasi jadi tinggal memasukan ke jabatan yang dibutuhkan. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement