Selasa 30 Nov 2021 06:48 WIB

Antisipasi Bencana Susulan, Kemensos Dirikan Lumbung Sosial

Saat ada lumbung sosial, warga tidak akan kesulitan lagi bila ada bencana susulan

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Mensos Tri Rismaharini mengunjungi lokasi terdampak banjir bandang di Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Senin (29/11).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Mensos Tri Rismaharini mengunjungi lokasi terdampak banjir bandang di Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Senin (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengunjungi warga terdampak banjir di Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Senin (29/11). Dalam kunjungannya itu, Risma juga memberikan bantuan berupa paket sembako hingga alat sekolah bagi warga terdampak bencana, juga memberikan bantuan berupa alat bantu dengar kepada salah seorang anak yang mengalami tuna rungu.

Ia mengatakan, Kementerian Sosial (Kemensos) akan membuat lumbung sosial di wilayah Kecamatan Sukawening dan Karangtengah, Kabupaten Garut. Lumbung sosial itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdampak bencana di wilayah itu. "Kita akan membuat lumbung sosial. Karena nantinya bukan hanya makanan, tapi juga ada kebutuhan lain, seperti peralatan dapur, dan sebagainya," kata dia di Kabupaten Garut.

Baca Juga

Ia menjelaskan, lumbung sosial itu dibuat sebagai antisipasi kembali terjadinya bencana di wilayah itu. Menurut dia, ketika sudah terdapat lumbung sosial di tempat itu, warga tak akan kesulitan apabila ada bencana susulan.

Menurut Risma, pembuatan lumbung sosial telah dilakukan di beberapa tempat. Ia mencontohkan, Kemensos pernah memaksakan membuat lumbung sosial ketika terjadi bencana longsor di Luwu, Sulawesi Selatan.

Beberapa waktu kemudian, di wilayah itu terjadi banjir bandang. Alhasil, bantuan sulit menjangkau wilayah itu karena akses jalan terkendala. "(Lumbung sosial) itu bisa digunakan. Kita tak perlu kirim (bantuan) dari luar. Karena kalau dari luar, risiko membawa bantuan cukup tinggi. Jadi efektivitasnya cukup tinggi," kata dia.

Risma meminta kepala desa setempat untuk mencari titik yang aman untuk mendikan lumbung sosial. Nantinya, Kemensos yang akan memasok kebutuhannya. "Nanti yang kami yang akan mengisi lumbung itu, soalnya tadi Pak Wabup uangnya tinggal Rp 2 miliar. Jadi kita yang akan bantu untuk mengisi lumbung itu, dengan peralatannya. Nanti kalau habis, ada berita acaranya, diisi lagi," kata dia.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyambut baik rencana Mensos untuk mendirikan lumbung sosial di wilayah terdampak banjir bandang. Sebab, keberadaan lumbung sosial akan sangat bermanfaat apabila warga terdampak bencana di wilayah itu terisolasi.

"Beliau tadi melihat jembatan, khawatir putus nanti logistik sulit. Beliau meminta beberapa titik (lumbung sosial). Karena sepanjang aliran sungai ini ada banyak jembatan, dan kemarin jemnatan yang terdampak ada lebih dari delapan," ujar dia.

Helmi mengatakan, pendirian lumbung sosial itu adalah untuk mengantisipasi runtuhnya jembatan-jembatan itu, warga tetap dapat memenuhi kebutuhannya untuk sementara waktu meski terisolasi. Dengan begitu, warga masih dapat bisa bertahan sementara waktu, sampai perbaikan akses selesai.

Ia menyebut, setidaknya dibutuhkan delapan lumbung sosial di wilayah Kecamatan Sukawening dan Karangtengah. "Tapi nanti ada assessment," kata dia.

Menurut Helmi, lumbung sosial itu nantinya akan diisi oleh kebutuhan makanan, minuman, beras, tempat tidur, alat dapur, alat rumah tangga, selimut, dan lain-lain. Pengadaannya dinilai akan langsung dilakukan ole Kemensos. "Beliau khawatir (bencana lagi) karena curah hujan paling tinggi itu Januari sampai Maret (2022)," kata dia.

Sebelumnya, bencana banjir bandang menerjang sembilan desa yang berada di Kecamatan Sukawening dan Karangtengah, Kabupaten Garut, pada Sabtu (27/11). Ratusan kepala keluarga (KK) terdampak akibat bencana itu.

Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, ratusan rumah warga dilaporkan terdampak. Beberapa di antaranya bahkan hanyut terbawa banjir dan rusak berat. Tak hanya itu, banjir juga membuat sawah warga rusak.

Berdasarkan pantauan Republika, sekitar 100 KK atau 300 jiwa terdampak banjir bandang masih mengungsi hingga Senin. Posko pengungsian dipusatkan di tiga titik, satu di Sukawening dan dua di Karang tengah.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement