Senin 29 Nov 2021 17:53 WIB

Omicron Lebih Cepat Menular dan Berisiko Tinggi

Pemerintah Indonesia pastikan serius hadapi varian Omicron.

Tenaga kesehatan saat menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga di RPTRA Taman Mandala, Tebet, Jakarta, Senin (29/11). WHO mendorong negara-negara anggotanya meninngkatkan laju vaksinasi sebagai upaya perlindungan dari varian baru Omicron. WHO sudah menetapkan Omicron sebagai varian yang berisiko tinggi.
Foto:

Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam keterangan terbarunya, Senin (29/11), mendorong 194 negara anggotanya meningkatkan laju vaksinasi di tengah munculnya Omicron. WHO berpendapat varian Omicron sangat mudah menyebar secara internasional dan bisa mengakibatkan risiko infeksi global yang sangat tinggi dengan dampak sangat serius.

"Omicron memiliki level mutasi yang tak terkira, beberapa bisa mengkhawatirkan dampaknya bagi pandemi," ujar pernyataan WHO, dikutip dari Reuters. WHO menyebut Omicron bisa menyebabkan risiko pandemi global yang sangat tinggi.

Saat ini belum ada kematian yang dilaporkan akibat varian Omicron. WHO namun menegaskan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait perlindungan vaksin yang sudah ada terhadap Omicron.

"Kenaikan kasus, meski tanpa kasus parah yang banyak bisa tetap membebani sistem kesehatan. Bahkan bisa menyebabkan kenaikan kasus komorbiditas dan kematian. Dampaknya ke populasi yang berisiko sangat substansial, terutama di negara dengan cakupan vaksinasi rendah."

WHO dalam panduan terbarunya meminta negara-negara menggunakan pendekatan berbasis risiko untuk kebijakan perjalanan internasionalnya. Kebijakan tersebut juga diminta menyesuaikan dengan situasi terkini.

WHO memperkirakan Omicron tetap dapat dapat mengakibatkan mereka yang sudah divaksin positif Covid-19. Meski kasusnya diperkirakan akan kecil jumlahnya.

Varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Botswasna, salah satu negara di Afrika bagian selatan. Botswana sejauh ini telah mengonfirmasi 19 kasus Omicron yang baru saja ditemukan, menurut pejabat kesehatan pada Ahad (28/11).

Menteri Kesehatan Edwin Dikoloti saat konferensi pers mengatakan bahwa evaluasi dan analisis lebih lanjut terhadap sampel positif Covid-19 lainnya mengungkapkan adanya 15 kasus baru varian Omicron pada Ahad pagi. Sebelumnya pekan lalu empat warga negara asing (WNA) dinyatakan terinfeksi varian Omicron.

"Kami akan terus memperluas pelacakan untuk memastikan bahwa tidak ada kasus potensial yang kecolongan," katanya. Dikoloti lantas menuturkan bahwa kasus awal varian Omicron di Bostwana terdeteksi setelah empat WNA, yang melakukan perjalanan singkat di negara tersebut, dinyatakan positif Covid-19 pada 11 November.

Varian itu kemudian dikonfirmasi sebagai Omicron pada 24 November. "Temuan seperti itu seharusnya tidak disamakan dengan Bostwana menjadi sumber varian tersebut," ucap Dikoloti, dilansir dari Xinhua.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement