Sabtu 27 Nov 2021 14:37 WIB

Guru Besar UI Sarankan 7 Strategi Menghadapi Varian Omicron

Pemerintah harus membuat keputusan terkait Omicron berdasarkan bukti ilmiah.

Rep: Febryan A/ Red: Ilham Tirta
Tjandra Yoga Aditama.
Foto: Dok UI
Tjandra Yoga Aditama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan tujuh strategi untuk pemerintah menghadapi virus corona varian Omicron, yang diketahui lebih menular dibanding varian lainnya. Di sisi lain, dia juga meminta masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Ada tujuh hal baik dan seyogyanya dilakukan Indonesia untuk antisipasi varian baru ini," ungkap Tjandra dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/11).

Baca Juga

Pertama, pemerintah harus menata ulang aturan masuk bagi orang yang datang dari negara terjangkit varian Omicron. Hal ini bisa dilakukan dengan mengecek riwayat perjalanan para pelancong secara rinci.

Sebab, mereka bisa saja tercatat datang dari negara yang aman meski beberapa hari sebelumnya sempat berkunjung ke negara terjangkit. Selain itu, harus dilakukan pula karantina yang lebih ketat dan meningkatkan jumlah pemeriksaan whole genom sequencing (WGS) kepada para pendatang.

Kedua, tingkatkan jumlah pemeriksaan WGS di dalam negeri. "Sebaiknya pemeriksaan WGS bisa sampai puluhan ribu seperti yang dilakukan India," kata Tjandra.

Ketiga, waspadai kalau ada klaster kasus di berbagai kota/kabupaten. Artinya, pemerintah harus meningkatkan pelacakan kasus berbasis laboratorium.

Keempat, tingkatan jumlah tes agar semua kota/kabupaten total tes sesuai standar WHO. "Jangan hanya angka tes nasional yang memenuhi standar WHO," kata eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.

Kelima, lakukan pelacakan kasus pada setiap orang yang kontak erat dengan pasien positif. Sebagian besar orang kontak erat harus diperiksa, jangan hanya delapan orang saja.

Keenam, tingkatkan cakupan vaksinasi dosis lengkap hingga 55 persen. Dengan begitu, pemerintah harus menggenjot lagi laju vaksinasi.

Ketujuh, ikuti perkembangan ilmiah yang ada, yang mungkin berubah amat cepat. Selain itu, pemerintah juga harus membuat semua keputusan terkait varian baru ini berdasarkan bukti ilmiah atau evidence-based decision making process.

Tjandra menambahkan, masyarakat juga berperan dalam mencegah masuknya dan merebaknya varian Omicron ini di Indonesia. Dia meminta masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Periksakan diri apabila ada keluhan dan atau kontak dengan seseorang yang sakit, apalagi kalau datang dari negara terjangkit. Dan, segera divaksinasi," ujarnya.

Pada Jumat (26/11), organisasi kesehatan dunia atau WHO mengumumkan bahwa varian baru Covid-19 yang ditemukan di Afrika Selatan dinamai Omicron. Varian ini, yang sebelumnya disebut B.1.1.529, digolongkan ke dalam kategori variant of concern karena ia menular lebih cepat dibandingkan varian lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement