Sabtu 27 Nov 2021 06:00 WIB

Jokowi Dorong Capaian Target Vaksinasi WHO di KTT ASEM ke-13

Diperkirakan hampir 80 negara tidak mencapai target vaksinasi 40 persen populasi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Jokowi mengajak, seluruh negara untuk bekerja sama agar mencapai target vaksinasi WHO.
Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi mengajak, seluruh negara untuk bekerja sama agar mencapai target vaksinasi WHO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin negara Asia dan Eropa bekerja sama menghadapi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih belum usai. Jokowi mengatakan, saat ini, lebih dari 7,6 miliar dosis vaksin telah disuntikkan, namun kesenjangan akses terhadap vaksin masih lebar.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidatonya saat menghadiri Konferensi Tinggi Tinggi (KTT) Asia-Europe Meeting (ASEM) ke-13 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, pada Jumat (26/11).

"(Sebanyak) 64,99 persen populasi negara kaya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara di negara miskin baru 6,48 persen," ujar Jokowi, dikutip dari siaran resmi Istana pada Sabtu (27/11).

Presiden melanjutkan, target vaksinasi WHO juga masih sulit dicapai. Diperkirakan hampir 80 negara tidak mencapai target vaksinasi 40 persen populasi di akhir 2021. Bahkan pada saat yang sama, lebih dari 100 juta dosis vaksin di negara G7 tidak terpakai dan kedaluwarsa.

Karena itu, dia mengajak, seluruh negara untuk bekerja sama agar mencapai target vaksinasi WHO. Salah satunya yakni melalui dose-sharing, peningkatan produksi vaksin, dan lain-lain.

"Dalam pertemuan ini saya mengajak kita semua mengubah situasi ini. Target vaksinasi WHO harus dicapai semua negara. Untuk itu, dose-sharing harus digalakkan, produksi vaksin dinaikkan, dan kapasitas penyerapan negara penerima vaksin ditingkatkan," kata Jokowi.

Sementara itu, dalam jangka panjang, Jokowi mengajak, para pemimpin ASEM untuk terus memperkuat tata kelola dan arsitektur kesehatan global. Hal tersebut juga akan menjadi salah satu agenda utama dalam Presidensi Indonesia di G-20.

"Dalam kaitan ini, WHO harus diperkuat. Traktat pandemi harus didukung oleh semua negara dan mekanisme pendanaan kesehatan untuk negara berkembang perlu dibangun," ucap dia.

Sedangkan terkait percepatan pemulihan ekonomi, Presiden menyampaikan dua hal utama yang memerlukan kerja sama erat para pemimpin ASEM, yaitu transisi energi dan transisi digital. Menurut dia, transisi menuju energi baru terbarukan harus terus didorong, namun perlu diletakkan juga dalam konteks pencapaian SDGs.

"Investasi dan alih teknologi adalah kata kunci," ucap Jokowi.

Selain itu, inklusivitas juga dinilai sangat penting agar celah kesejahteraan tidak makin melebar dan tidak ada yang tertinggal. Inklusivitas dapat dicapai jika akses digital ditingkatkan.

"Digital ekonomi adalah masa depan ekonomi kita. Mari kita menjalin kerja sama agar kita dapat pulih bersama dan pulih lebih kuat," ujar dia.

Dalam acara ini, Presiden turut didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri I Gede Ngurah Swajaya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement