REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor saat ini masih menunggu hasil tracing terhadap 200 orang kontak erat, dari pasien Covid-19 di SDN Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas berlangsung. Sehingga, hingga saat ini belum ditemukan dari mana sumber awal penularan kasus Covid-19 di sekolah tersebut.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Erna Nuraena, mengatakan sumber awal penularan kasus Covid-19 itu bisa ditemukan setelah hasil tracing kontak erat keluar.
“Nanti kita bisa petakan dan perkirakan apakah ini sumber penularannya awalnya dari rumah atau memang dari sekolah,” ujar Erna kepada Republika, Rabu (24/11).
Lebih lanjut, Erna mengatakan, sejauh ini Dinkes Kota Bogor mencatat protokol kesehatan di SDN Sukadamai selama PTM terbatas berlangsung berjalan dengan baik. Bahkan, pihaknya juga melakukan pendampingan baik sebelum hingga saat PTM terbatas berjalan.
Ketika ditemukan 24 kasus Covid-19 pada siswa dan guru SDN Sukadamai, Erna menyebutkan, PTM terbatas di sekolah tersebut dihentikan selama 10 hari ke depan.
Selain menantapkan protokol kesehatan untuk pelaksanaan PTM terbatas nantinya, seluruh pasien saat ini tengah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan pengawasan.
“Semuanya dilakukan isoman di rumah masing-masing karena semuanya hampir tidak bergejala, hanya gejala ringan. Kemudian dilakukan pemantauan oleh petugas kesehafan setepat, juga RW siaga setempat untuk memastikan bahwa mereka melakukan isolasi mandiri dengan disiplin,” tegasnya.
Terkait antisipasi di sekolah lain, Erna menambahkan, pihaknya terus mengingatkan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Baik saat di perjalanan berangkat sekolah, selama di sekolah, hingga ketika pulang sekolah.
“Untuk mendeteksi secara dini adanya potensi penularan di sekolah, kita juga akan mengambil sampel sebanyak 10 persen dari sekolah yang sudah melakukan PTM terbatas. Ini program Kementerian Kesehatan (Kemenkes),” jelas Erna.
Terpisah, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto menilai adanya kasus positif di SDN Sukadamai ini menunjukkan penyebaran Covid-19 masih ada. Sehingga antisipasi maupun mitigasi harus tetap disiapkan, termasuk bagaimana upaya meminimalisasi penularan Covid-19 di sekolah maupun tempat publik lain.
Atang menyebutkan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, pelaksanaan protokol kesehatan tetap harus dijalankan di berbagai tempat publik, termasuk di sekolah yang menyelenggarakan PTM.
“Lebih khusus lagi di SMP dan SD yang memang masih perlu edukasi tinggi, karena usia anak-anak dan beranjak remaja,” ujar Atang.
Kedua, sambung dia, monitoring, evaluasi, dan kendali mutu terhadap pelaksanaan protokol kesehatan terus dilakukan. Terutama oleh Satgas Covid-19 di masing-masing sekolah ataupun tempat publik lain.
Ketiga, lanjutnya, perlu dibentuk Satgas Covid-19 pelajar agar tumbuh semangat saling menjaga diantara pelajar sendiri. Keempat, menjalankan protap penanganan kasus positif, yaitu dengan cara tracing, treatment, isolasi positif, hingga penghentian sementara PTM di sekolah bersangkutan.
“Langkah Pemkot terkait kasus Covid-19 di SDN Sukadamai sudah tepat. Termasuk, langkah untuk skrining secara acak ke beberapa sekolah. Ini langkah antisipastif yang bagus,” pungkasnya.