Senin 22 Nov 2021 07:44 WIB

Guru-Siswa SD Terpapar, Pemkot Bogor Tracing 200 Orang

Dari tracing, hasilnya 10 persen dari satuan pendidikan terdeteksi positif Covid-19.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Guru mengajar siswa saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di SDN Harjasari 01, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/10/2021). Pemerintah Kota Bogor mulai melaksanakan PTM Terbatas tahap pertama untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang diikuti 36 sekolah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Guru mengajar siswa saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di SDN Harjasari 01, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/10/2021). Pemerintah Kota Bogor mulai melaksanakan PTM Terbatas tahap pertama untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang diikuti 36 sekolah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Sebanyak 24 guru dan siswa SDN Sukadamai, Kota Bogor terpapar Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG). Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah melakukan pemeriksaan terhadap kurang lebih 200 orang yang kontak erat dengan pasien.

“Informasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) yang ditracing kurang lebih ada 200 orang,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, Ahad (21/11).

Baca Juga

Tracing yang dilakukan tidak hanya kepada warga sekolah, tetapi juga keluarga pasien terutama orangtua siswa. Hanafi mengatakan, terdeteksinya kasus Covid-19 di SDN Sukadamai, lantaran Puskesmas Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal melakukan melaksanakan swab test PCR terhadap 50 sampel secara acak pada Kamis (17/11).

Hasilnya, sambung dia, 10 persen dari satuan pendidikan terdeteksi positif Covid-19. Dengan rincian, 14 orang siswa yang berbeda kelas dan 10 orang guru.

“Itu hasil surveillance yg di lakukan Puskesmas Mekar Wangi, 10 persen satuan pendidikan, berbeda kelas. Ini bukan langsung terpapar karena sakit, tapi hasil surveillance,” jelas Hanafi.

Terpisah, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengatakan, pada pekan depan pemerintah pusat akan melakukan skrining terhadap 1.000 orang lebih di satuan pendidikan. Sehingga, Pemkot Bogor akan bersiap menghadapi kemungkinan yang ada.

Bima Arya menyebutkan, pihaknya akan tetap siaga dan waspada. Seperti menyiagakan Rumah Sakit Lapangan di kawasan GOR Pajajaran untuk diaktivasi, serta menyiapkan kembali pusat isolasi di Ciawi, Kabupaten Bogor.

“Dan semuanya sudah siaga dan Pak Kapolres dan saya sudah berkoordinasi untuk kembali mengeluarkan kebijakan pengetatan mobilitas di awal bulan Desember nanti,” tegasnya.

Sesuai imbauan Presiden RI Joko Widodo, sambung dia, Pemkot Bogor diminta waspada dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Terutama terkait dengan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Pengetatannya kemungkinan pemberlakuan ganjil-genap, kemudian nanti PPKM Level 3 akan berlaku tanggal 24 Desember hingga akhir tahun. Sesuai dengan instruksi dari pusat,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement