Selasa 23 Nov 2021 20:47 WIB

Apa yang Salah dengan Banjir Bandang Kota Batu?

Belasan warga dilaporkan hilang, dan beberapa di antaranya ditemukan meninggal dunia.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Banjir bandang menerjang Kota Batu dan Malang, Jawa Timur, setelah hujan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu Sungai Brantas, Kamis (4/11), pukul 14.00 WIB. Sebanyak 15 warga dilaporkan hanyut. 
Foto:

Usai peristiwa itu maka Pemkot memberi rekomendasi sebagai tindak lanjut, pertama fenomena La Nina masih akan berlangsung hingga Januari sampai Februari 2021 membawa peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan. Kedua, dilakukan susur sungai oleh instansi yang berpengalaman (TNI-Polri-Basarnas) untuk melihat titik-titik potensi sumbatan atau bendung alam di wilayah hulu, sekaligus pembersihan sisa-sisa pohon tumbang di hulu yang masih berpotensi membendung aliran.

Lalu, menanam pohon keras berakar kuat di pinggir atas lereng tebing terutama di pinggir kawasan kebun semusim yang minim pohon dengan tegakan kuat. Serta menghindari pemanfaatan lereng jalur lembah sungai untuk pemanfaatan kebun semusim dan penegakan aturan sempadan pantai.

Berikutnya, menanam vetiver di lereng terjal lebih dari 30 derajat. Kesiapsiagaan masyarakat untuk evakuasi saat hujan deras dan jejaring peringatan dini berbasis masyarakat.

Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menyatakan tempat evakuasi direncanakan menggunakan selter umum yang selama ini digunakan sebagai fasilitas isolasi terpusat Covid-19 dan fasilitas umum yang ada di desa apabila kondisi curah hujan sangat tinggi. Hal ini dengan memperhatikan Prakiraan BMKG, bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2022 dan fenomena La Nina bertambah 40 persen dari intensitas normal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement