REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan kemiripan pola transmisi Covid-19 yang terjadi di India dan Indonesia. Kasus di kedua negara melandai dikarenakan hampir seluruh warganya sudah terinfeksi oleh virus corona tipe baru (SARS-CoV-2).
Prof Tjandra mengungkapkan bahwa India melakukan penelitian tes antibodi Covid-19 bagi warganya di dua kota besar, yakni New Delhi sebagai Ibu Kota Negara dan Mumbai sebagai pusat industri. Hasil penelitian tes antibodi warga New Delhi menunjukkan 90 persen positif, walaupun hasilnya belum dipublikasikan resmi di jurnal internasional.
"Kemudian yang di Mumbai 86 persen positif," kata Prof Tjandra dalam webinar bertemakan "Libur Natal dan Tahun Baru dan Varian Baru Strategi Cegah Gelombang ke-3 Pandemi Covid-19 yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Berdasarkan survei badan sipil yang dirilis September lalu, hampir 90 persen dari warga Ibu Kota India, Mumbai, diperkirakan telah mempunyai antibodi Covid-19. Survei kelima pada serum darah untuk menguji antibodi (survei sero) itu dilakukan Brihanmumbai Municipal Corporation (BMC) mulai Agustus sampai awal September.
Survei itu melibatkan 8.674 orang dewasa, hampir 65 persen di antaranya sudah menerima vaksin. Survei itu juga mengungkap lebih banyak perempuan yang memiliki antibodi Covid-19 dibanding laki-laki, dengan rasio 88,29 persen berbanding 85,07 persen.
Prof Tjandra menganalisis bahwa terinfeksinya hampir seluruh masyarakat di dua kota besar tersebut sebagai salah satu faktor bagaimana India berhasil menekan laju infeksi Covid-19 dengan sangat signifikan dan cepat. Kasus baru juga terus melandai hingga saat ini.