Kamis 11 Nov 2021 20:49 WIB

Kemendes Buat Aplikasi Promosi Desa Wisata

Aplikasi ini akan dirilis pada akhir November 2021.

Rep: Febryan A / Red: Andi Nur Aminah
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menjawab pertanyaan wartawan saat wawancara tentang Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021 di Jakarta, Minggu (10/10/2021). Halim Iskandar mengatakan, Gernas BBI yang dicanangkan oleh Presiden sejak tahun lalu bertujuan mendorong perkembangan usaha-usaha lokal di Indonesia termasuk BUM Desa dan BUM Desa Bersama serta UMKM sehingga dapat ikut membangkitkan dan memulihkan ekonomi nasional, terutama saat pandemi ini.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menjawab pertanyaan wartawan saat wawancara tentang Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) 2021 di Jakarta, Minggu (10/10/2021). Halim Iskandar mengatakan, Gernas BBI yang dicanangkan oleh Presiden sejak tahun lalu bertujuan mendorong perkembangan usaha-usaha lokal di Indonesia termasuk BUM Desa dan BUM Desa Bersama serta UMKM sehingga dapat ikut membangkitkan dan memulihkan ekonomi nasional, terutama saat pandemi ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) membuat aplikasi mobile Desa Wisata Indonesia. Aplikasi ini akan dirilis pada akhir November 2021. 

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, menjelaskan, kini sejumlah desa wisata yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sudah mulai menggeliat kembali. Oleh karenanya, aplikasi ini dibuat untuk meningkatkan promosi desa wisata tersebut. 

Baca Juga

"Aplikasi ini akan segera kita wujudkan dan hadir pada pekan ke empat bulan November di Play Store dan AppStore," kata Halim dalam konferensi pers daring, Kamis (11/11). 

Halim menjelaskan, aplikasi ini akan berisikan profil 10.500 desa wisata yang ada di Indonesia. Masing-masing profil berisikan alamat, foto-foto objek wisatanya, jam operasional, dan harga tiket. Bahkan, bisa digunakan untuk pemesanan tiket jika pengelolaan desa wisatanya sudah menerapkan tiket elektronik. 

"Sehingga kalau kita mau refreshing, cari desa terdekat, jenis wisatanya apa, kita tinggal buka di aplikasi itu," ungkap Halim. 

Halim menekankan, semua biaya pembuatan dan operasional aplikasi ini ditanggung Kemendes PDTT. Oleh karenanya, pengelola desa wisata tak perlu mengeluarkan uang untuk memasukkan profil desa wisatanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement