Kamis 11 Nov 2021 18:14 WIB

Elite PDIP tak Kompak Sikapi Menteri Ancang-Ancang Nyapres

PDIP tak senada sikapi menteri Jokowi yang mulai sosialisasikan diri untuk pilpres.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Dua menteri di kabinet Jokowi saat itu kemungkinan akan berkontestasi di Pilpres 2024. (ilustrasi)
Foto:

Sebelumnya, Poltracking Indonesia merilis hasil survei terkait evaluasi kinerja pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin selama dua tahun ini. Berdasarkan tingkat kepuasan masyarakat di berbagai bidang, mayoritas publik setuju dilakukannya perombakan kabinet atau reshuffle pada pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Terkait kinerja kabinet, terdapat 59,3 persen publik yang menyatakan persetujuannya, gabungan antara sangat setuju dan setuju, untuk dilakukan penggantian menteri di Kabinet Indonesia Maju," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR dalam rilis daringnya, Senin (25/10).

Dari 59,3 persen yang menyatakan setuju untuk dilakukan reshuffle, 10,5 persen di antaranya menyatakan sangat setuju dan 48,8 persen menyatakan setuju. Responsen yang menyatakan tidak setuju sebanyak 28,1 persen dan sangat tidak setuju sebanyak 4,7 persen.

"Tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 7,9 persen," ujar Yuda.

Survei tersebut juga menemukan bahwa tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin adalah 67,4 persen. Sedangkan yang tidak puas sebesar 27,8 persen.

Yuda menjelaskan, tingkat kepuasan publik adalah indikator paling relevan untuk menilai kinerja pemerintahan. Penilaian kepuasan publik ini memiliki konsekuensi serius, terutama terhadap kementerian yang disorot publik.

"Puas tidaknya publik mengindikasikan perlu tidaknya penggantian atau reshuffle secara umum. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan kinerja pada setiap bidang pemerintahan," ujar Yuda.

Pada hari ini, Presiden Jokowi menegaskan, bahwa dirinya belum memikirkan terkait rencana perombakan atau reshuffle kabinetnya.  

Reshuffle belum terpikir,” ujar Jokowi usai menghadiri HUT Partai Nasdem di Kampus Akademi Bela Negara, Jakarta Selatan, Kamis (11/11).

Terkait kemungkinan PAN akan masuk dalam Kabinet Indonesia Maju, Presiden juga mengaku belum memikirkannya. “Reshuffle belum terpikir ke arah sana,” kata dia.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi telah melakukan dua kali reshuffle dalam kepemimpinannya di periode kedua ini. Reshuffle pertama dilakukan pada Rabu, 23 Desember 2020 dengan melantik enam menteri baru.

Sedangkan, pada reshuffle jilid 2 yang dilakukan pada Rabu, 28 April 2021, Jokowi melantik dua menteri untuk memimpin kementerian baru dan juga melantik Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

photo
Respons Jokowi Atas Kritik BEM UI - (Infografis Republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement